Stamina Tubuh dan
Unsur-Unsurnya
Biasanya, istilah stamina tubuh digunakan sebagai petunjuk
kondisi tubuh seseorang, sedangkan para ilmuwan sendiri banyak yang telah
mendefinisikan maksud dari kata stamina tubuh. Di antaranya, Curtin, ia mende-finisikan
stamina tubuh sebagai salah satu bukti kebugaran tubuh seseorang yang tidak
memilik penyakit yang bermacam-macam, baik pada system otot dan fungsi
tubuhnya, serta kemampuan tubuh dalam melakukan aktivitas dalam bentuk yang
maksimal. Disamping, ia sendiri mampu menguasai tubuhnya dan mampu untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan berat dalam jangka waktu yang cukup panjang tanpa
cepat merasa lelah.” Adapun unsur staminia tubuh itu sendiri terangkum dalam
beberapa hal penting di bawah ini;
1.
Kekuatan otot
2.
Kemampuan bekerja keras
3.
Kecepatan
4.
Kelenturan tubuh
5.
Keluwesan
1. Kekuatan otot
Seperti yang didefinisikan oleh
dr. Ishaam Abdul Khaliq bahwa kekuatan otot adalah sebuah kemampuan tubuh
seseorang dalam menaklukkan dan menghadapi berbagai macam resistensi (beban
berat).
Diantara resistensi yang dihadapi
manusia adalah;
a. Resistensi baban luar, seperti mengangkat, menarik, atau mendorong
barang tertentu.
b. Resistensi bobot tubuhnya sendiri ketika melawan daya Tarik
gravitasi bumi yang dialami oleh beberapa anggota tubuh.
c. Resistensi pergesekan, seperti berjalan di atas pasir atau berenak
melawan arus air.
Rasulullah SAW, pernah
menganjurkan umat manusia untuk selalu
menguatkan tubuhnya, seraya bersabda; “seorang
mukmin yang kuat (tubuhnya) lebih baik dan lebih Allah senangi dibandingkan
seorang mukmin yang lemah, dan (begitu juga) ketika melakukan segala kebaikan.”
Kemampuan Bekerja Keras
Tahan banting (mampu
bekerja keras) adalah kemampuan tubuh manusia yang harus dimiliki oleh setiap
orang. Tahan banting juga sangat berkaitan erat dengan munculnya rasa lelah
ketika seseorang melakukan pekerjaan tertentu. Artinya, jika seseorang telah
melakukan suatu pekerjaan dalam tempo waktu yang terus-menerus ataupun
terputus-putus maka ia akan susah untuk dapat meneruskan pekerjaanya lagi
karena tubuhnya telah merasa lelah, sehingga dapat menguangi fungsi tugas dan
fisik seseorang. Rasa lelah ini akan dialami oleh seseorang ketika ia melakukan
suatu pekerjaan tahan banting juga dikenal sebagai sebuah kemampuan seseorang
dalam mengontrol rasa lelahnya dan ia mampu untuk terus melanjutkan kerjanya
dalam tempo waktu yang cukup lama tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas
pekerjaannya. Kemampuan bekerja keras terbagi pada beberapa jenis, yaitu
sebagai berikut;
1.
Kemampuan Ritme Pernapasan
Tergantung pada kemampuan sel
dalam menyuplai oksigen dan nutrisi yang layak pada tubuh seseorang sehingga ia
mampu untuk terus bekerja dengan tempo yang relative cepat tanpa merasa lelah.
Keadaan ini disebut dengan kemampuan dua alat; ritme tubuh dan saluran
pernapasan ketika bekerja dalam waktu yang panjang.
2.
Kemampuan Sistem Otot
Bergantung pada kekuatan system
otot ketika bekerja sama dengan system saraf. Kemampuan system otot juga
termasuk kemampuan terpenting tubuh ketika bergerak dan melakukan segala
aktivitas tubuh, dimana hal itu sangat membutuhkan kemampuan kekuatan system
otot dalam batas tertentu dan dalam waktu yang relative panjang.
3.
Kecepatan
Kecepatan merupakan salah satu
factor penting untuk aktivitas tubuh. Kecepatan juga sangat berkaitan dengan
kekuatan system otot yang menjadi init modalnya. Dimana kecepatan sendiri
menjadi fondasi penting tubuh untuk lebih luwes, tahan banting, dan lentur.
Kecepatan didefinisikan oleh para ilmuwan sebagai kemampuan seseorang dalam
melakukan gerakan tertentu dalam tempo waktu yang relative cepat. Namun, Hara,
seorang ilmuwan, mendefinisikan “kecepatan” sebagai kemampuan tubuh dalam
merespon system otot antara menarik (fleksi) dan mengulur (ekstensi) dalam
waktu yang sangat cepat.
4.
Kelenturan
Juga termasuk di antara factor
penting untuk tubuh ketika melakukan suatu pekerjaan dan dapat lebih menghemat
tenaga. Kelenturan itu sendiri adalah kecepatan gerakan tertentu yang dilakukan
oleh persendian tertentu. Atau juga, kemampuan seseorang dalam melakukan gerak
dengan sangat lihai, atau pula aksi yang dilakukan oleh persendian tubuh secara
bergantian. Pembentukan kelenturan tubuh akan lebih mudah dan cepat dilakukan
bila sudah dimulai sejak masa kanak-kanak dibandingkan bila dilakukannya baru
pada masa dewasa. Karena, kelenturan tulang punggung, khususnya tulang dada dan
persendian punggung sangat berperan penting dalam kelenturan tubuh secara umum.
Hendaknya, pelatihan kemampuan jenis ini (kelenturan) harus diperhatikan dengan
sangat baik pada masa pelatihan dan harus seimbang, sehingga tidak terjadi
ketimpangan pada salah satu bagian tubuh yang lainnya.
5.
Keluwesan Tubuh
Keluwesan tubuh adalah cepat
berubahnya kondisi atau keadaan tubuh. Para ilmuwan mendefinisikannya dengan
kemampuan seseorang untuk mengontrol kondisi dan keadaan tubuhnya dalam waktu
yang relative cepat, serta mampu menyesuaikan dengan sangat jeli tuntutan
kondisi tertentu.
Beberapa Cara Ideal dalam Meningkatkan Stamina Tubuh
Adanya peningkatan unsur
stamina dalam tubuh tentunya akan semakin meningkatkan kondisi tubuh seseorang
itu sendiri. Dimana terdapat kaitan erat antara ukuran otot dan kemampuan untuk
resistensi yang sesuai dengan kadar tertentu dari otot tersebut. Artinya,
semakin bertambahnya ukuran otot seseorang tentu akan membutuhkan resistensi
yang lebih besar untuk mengimbanginya. Berkenaan dengan penambahan ukuran otot
ini, ada hal yang perlu kita ketahui bersama bahwa olahraga yang dilakukan
secara kontinu dapat menjaga kekuatan dan stamina system otot, sedangkan jika
tidak adanya olahraga maka otot itupun akan melemah. Hal ini yang biasa
digunakan maka ia akan tumbuh membesar sedangkan organ tubuh yang tidak pernah
(jarang) digunakan maka akan mengecil dan melemah. Karena itulah, bila
seseorang telah terbiasa melakukan suatu pekerjaan tertentu, seperti seseorang
telah terbiasa mengangkat beban pada periode tertentu, lalu ia berhenti begitu
saja maka kondisi ini akan menyebabkan system otonya melemah dan lemas. Hal ini
tampak sekali pada para atlet angkat beban (weigh
lifter). Karena itu, bila seseorang ingin menjaga kon-disi ototnya, ia
harus terus melakukan latihan tertentu secara kontinu dan sesuai dengan
aktivitas yang biasa dia lakukan sebelumnya.
Contoh, jika seseorang telah terbiasa mengangkat beban seberat luma
puluh kilo-gram sebanyak empat kali dalam sehari maka ia bisa menggantikannya
dengan mengangkat beban seberat em-pat kilogram sebanyak lima puluh kali.
Kebiasaan pertama (mengangkat beban seberat 50 kg), mungkin saja kebiasaan ini
dapat melemahkan otot-otot seseorang dan membuatanya cepat lelah ketika ia
sudah tidak lagi melakukan latihan yang serupa, karena ia sendiri tidak dapat
menjamin untuk bisa terus melakukan latihan se-perti itu (mengangkat beban
seberat 50 kg) sepanjang hidupnya. Adapun kebiasaan kedua, yaitu meng-angkat
beban hanya seberat empat kilogram sebanyak lima puluh kali akan jauh lebih
baik. Karena, seseorang mung-kin saja dalam kehidupan sehari-harinya akan
seringkali mengangkat barang yang seberat empat kilogram atau yang setara
dengannya. Dengan begitu, olahraga yang baik adalah olahraga yang tetap memperhatikan
konti-nuitas kadar olahraga yang dilakukan oleh tubuh agar ia sendiri dapat
menjamin kesehatan kondisi tubuhnya sepanjang hidup. Contohnya, seseorang
berlatih untuk melipat dua lututnya secara penuh ketika berdiri, maka latihan
ini akan bergantung secara penuh pada kekuatan otot kedua kaki ketika menahan
bobot tubuhnya sen-diri. Karena, seseorang akan terus mengangkat bobot tubuhnya
da ia akan terus mem-praktikannya sepanjang hidupnya. Dengan begitu, kondisi
otonya pun akan tetap dalam kondisi sehat. Ringkasnya, olahraga terbaik yang dilakukan oleh seseorang untuk menjaga stamina
tubuhnya sepanjang hidup adalah olahraga yang dapat menjaga stamina tubuh
sehingga ia tetap mampu melakukan banyak aktivitas hidup sehari-hari tanpa
cepat merasa lelah. Karena itu, keberhasilan menjuarai piala tertentu dalam
bidang olahraga bukanlah satu-satunya target olahraga, karena target utama
olahraga adalah menciptakan sosok manusia yang mampu melakukan ak-tivitas
kesehariannya tanpa cepat merasa lelah atau lemas. Disamping juga, mampu
menciptakan sosok manu-sia yang memiliki stamina tubuh yang kuat dan kemampuan
berak-tivitas dalam porsi yang relative banyak.
Kedudukan Shalat dalam Ajaran Islam
“Shalat
adalah tiang agama”, itulah seperti yang disabdakan
oleh Rasulullah SAW, dari hadits tersebut dapat terlihat bahwa shalat memiliki
andil yang sangat besar dalam mengokohkan keislaman seseorang. Karena sha-lat
diibaratkan sebagai tiang agama yang tidak mungkin agama itu akan berdiri bila
tanpa ada shalat (tiang-nya). Allah sendiri, ketika memberikan perintah shalat,
dia langsung menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW, tanpa perantara Jibril
terlebih dahulu, yaitu pada peristiwa malam Isra’ dan Mi’raj. Sebagaimana dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Anas r.a,
yang artinya;
“Perintah shalat diberikan kepada Nabi saw.
Pada malam beliau di Isra’-kan (pada awalnya) sebanyak lima puluh kali, lalu
dikurangi hingga hanya berjumlah lima kali saja. Kemudian, beliau dipanggil,
‘Muhammad, titah-Ku tidak mungkin dapat diubah lagi dan kamu harus terima
(perintah shalat) sebanyak lima dari lima puluh kali.” Rasulullah juga
pernah bersabda tentang perintah shalat ini, “Allah telah memerintahkan shalat kepada umatku sebanyak lima puluh kali
(pada awalnya) pada malam Isra’, lalu aku menimbang ulang dan meminta
keringanan sehingga menjadi lima kali saja dalam sehari semalam.”
Abdullah bin Qirth pernah
menyatakan sebuah hadits, dimana Rasulullah SAW, pernah bersabda; “Ibadahseorang
hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari Kiamat nanti adalah shalat. Jika
shalatnya baik (kontinu) maka menjadi baik pula seluruh amalnya, namun jika
buruk (tidak kontinu) maka menjadi buruklah seluruh amalnya.” Kemudian,
shalat juga sebagai wasiat terakhir Rasulullah ketika beliau saw, ingin
mengembuskan napas terakhir, seraya mengingatkan, “(Kerjakan) shalat, (kerjakan) shalat
selama kalian ma-sih hidup!” Selanjutnya,
shalat menjadi symbol terakhir agama yang akan hilang. Artinya, jika perintah
shalat sudah banyak diabaikan maka agama Islam akan segera musnah, sebagaimana
yang diisyaratkan oleh Ra-sulullah saw, seraya bersabda, “Ajaran agama Islam akan terkelupas
(ditinggalkan) satu per satu. Setiap kali ada ajaran agama yang terkelupas
(ditinggalkan oleh umat Islam) maka orang-orang akan ketagihan untuk menguliti
yang berikutnya. Adapun ajaran agama yang pertama kali akan dikuliti
(ditinggalkan) adalah hukum (keadilan) dan hal yang terakhir adalah shalat.” Shalat
menduduki posisi yang sangat penting dalam agama, karena banyak dari ayat
Al-Quran sendiri yang selalu menganjurkan kita untuk selalu melaksanakan
shalat. Bahkan, ayat-ayat tersebut tidak jarang menggadengkan perintah shalat
dengan kebaikan dan keberuntungan dalam satu kesempatan, taat beribadah dan
kesabaran dalam kesempatan lain, ataupun dzikir pada yang lain-nya. Seperti
firman Allah SWT yang berbunyi, “…Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbua-tan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah
yang lain)…” (al-Ankabuut:45)
Allah SWT juga telah
berfirman tentang shalat dalam ayat yang berbunyi, “Sesungguhnya beruntunglah orang yang
membersihkan diri (dengan beriman) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu di
shalat.” (al-A’laa: 14-15)
Dalam firman lainnya, …”dan dirikanlah
shalat untuk mengingat Aku.” (Thaahaa:
14)
Allah menggandengkan
perintah shalat dengan perintah zakat dalam firman-Nya, “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah
zakat…” (al-Baqarah:10)
Kata “dirikanlah” pada
ayat di atas juga menguatkan apa yang terdapat dalam hadits Nabi saw. yang
menga-takan bahwa shalat merupakan tiang agama, sedangkan tiang agama haruslah
selalu ditegakkan agar agama itu dapat berdiri dengan kokoh. Firman lainnya, “Maka dirikanlah
shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.”
(al-Kautsar:2)
Firman berikutnya, “Katakanlah,
‘sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku ada-lah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
(kepada Allah).” (al-An’aam:162)
Allah juga telah
menggandengkan perintah shalat dengan keberuntungan di dunia dan akhirat,
seperti dalam firman-Nya; “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman
(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya dan orang-orang yang
menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna dan
orang-orang yang menunaikan zakat dan orang-orang yang menjaga kemaluannya
kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di
balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang
yang me-melihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi
(yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (al-Mu’minuun:
1-11)
Bila kita teliti,
ternyata agama Islam sangat memperhatikan ibadah shalat. Bahkan, islam selalu
memerin-tahkan para penganutnya untuk senantiasa menjaga shalat kapanpun dan
dimanapun, baik ketika mereka sedang diliputi rasa takut oleh ancaman musuh,
seperti yang terdapat dalam ayat yang berbunyi; “Peliharalah semua shalat (mu), dan
(peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan
khusyu.’ Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan
atau berkendaraan. Kemudian apa-bila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah),
sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (al-Baqarah:238-239).
Pada ayat berikut ini,
Allah menjelaskan dengan lebih detail tentang tata cara pelaksanaan shalat
ketika sese-orang berada di perjalanan, peperangan, atau dalam keadaan aman,
yaitu; “Dan
apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar
shalat (mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya
orang-orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. Dan apabila kamu
berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat
bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat)
besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat
besertamu) sujud (telah menyempurnakan seraka’at), maka hendaklah mereka pindah
dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah dating golongan yang
kedua yang belum ber-shalat, lalu bershalatlah mereka denganmu, dan hendaklah
mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir inin supaya kamu
lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan
sekaligus. Dan tida ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjamu, jika kamu
mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit, dan siap
siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi
orang-orang kafir itu. Maka apabila kamu telah meyelesaikan shalat (mu),
ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.
Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimanan biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewa-jiban (fardhu) yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman…” (an-Nisaa’:101-103)
Para peneliti agama-agama
kuno menemukan satu keistimewaan yang dimiliki oleh agama Islam (tidak dimiliki
oleh agama-agama lainnya), yaitu agama Islam sangat memperhatikan ibadah shalat
dan juga pelaksanaannya hingga pada saat-saat penting dan genting sekalipun,
seperti di tengah peperangan. Nabi Ibrahim a.s, sendiri pernah meminta kepada
Allah agar ia dan keturunan setelahnya dijadikan oleh Allah sebagai orang-orang
yang selalu menjaga shalatnya, seperti yang tercatat dalam firman Allah yang
berbunyi; “Ya
Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang tetap mendirikan shalat, ya
Tuhan kami perkenankanlah do’aku.” (Ibrahim: 40)
Bahkan, Allah telah
mengancam orang-orang yang berani melalaikan shalat dan berjanji untuk
menceburkan mereka ke dalam neraka Wail,
yaitu dalam firman-Nya yang artinyai; “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek)
yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak
akan menemui kesesatan (al-ghayy).” (Maryam: 59)
Ada ulama yang mengatakan
bahwa al-Ghayy adalah nama sebuah
lembah di neraka Jahanam sana. Allah juga mengancam orang-orang yang berani
melupakan shalat, “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang mela-laikan dari shalatnya.” (al-Maa’uun:
4-5)
Bahwa, shalat memiliki
posisi yang sangat penting dalam ajaran Islam yang mungkin saja tidak kita
sadari. Akan tetapi, mulai sekarang kita harus menyadari betapa agama Islam itu
sangat memperhatikan ibadah shalat dan juga sering kali memerintahkan umatnya
untuk selalu menjaga shalat mereka. Sebab, terdapat banyak ayat Al-quran yang
mendorong umat Islam untuk selalu melaksanakan shalat, begitu juga
hadits-hadits Nabi saw. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ibadah shalat sangat penting dalam ajaran Islam. Seperti
dalam hadits Qudsi berikut ini yang artinya; “Hamba-hamba-Ku, jika saja orang pertama
hingga terakhir, seluruh manusia dan jin menjadi taqwa seluruhnya maka hal itu
sama sekali tidak menambah keagungan kerajaan-Ku. Hamba-hamba-Ku, jika saja
orang pertama hingga terakhir, seluruh manusia dan jin menjadi pendosa
seluruhnya maka hal itu sama sekali tidak mengurangi keagungan kerajaan-Ku.” Dengan kata lain, pihak yang pertama kali
diuntungkan dari ibadah shalat itu adalah para pelasananya sendiri (umat Islam).
Sebab itulah, kita harus betul-betul memahami bahwa shalat itu sangat penting
sekali bagi diri kita sendiri dan jangan pernah kita melalaikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar