Kamis, 05 Juni 2014

Stamina Tubuh dan Unsur-Unsurnya

Stamina Tubuh dan Unsur-Unsurnya
Biasanya, istilah stamina tubuh digunakan sebagai petunjuk kondisi tubuh seseorang, sedangkan para ilmuwan sendiri banyak yang telah mendefinisikan maksud dari kata stamina tubuh. Di antaranya, Curtin, ia mende-finisikan stamina tubuh sebagai salah satu bukti kebugaran tubuh seseorang yang tidak memilik penyakit yang bermacam-macam, baik pada system otot dan fungsi tubuhnya, serta kemampuan tubuh dalam melakukan aktivitas dalam bentuk yang maksimal. Disamping, ia sendiri mampu menguasai tubuhnya dan mampu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan berat dalam jangka waktu yang cukup panjang tanpa cepat merasa lelah.” Adapun unsur staminia tubuh itu sendiri terangkum dalam beberapa hal penting di bawah ini;
1.       Kekuatan otot
2.       Kemampuan bekerja keras
3.       Kecepatan
4.       Kelenturan tubuh
5.       Keluwesan
1.       Kekuatan otot
Seperti yang didefinisikan oleh dr. Ishaam Abdul Khaliq bahwa kekuatan otot adalah sebuah kemampuan tubuh seseorang dalam menaklukkan dan menghadapi berbagai macam resistensi (beban berat).
Diantara resistensi yang dihadapi manusia adalah;
a.       Resistensi baban luar, seperti mengangkat, menarik, atau mendorong barang tertentu.
b.      Resistensi bobot tubuhnya sendiri ketika melawan daya Tarik gravitasi bumi yang dialami oleh beberapa anggota tubuh.
c.       Resistensi pergesekan, seperti berjalan di atas pasir atau berenak melawan arus air.
Rasulullah SAW, pernah menganjurkan umat manusia  untuk selalu menguatkan tubuhnya, seraya bersabda; “seorang mukmin yang kuat (tubuhnya) lebih baik dan lebih Allah senangi dibandingkan seorang mukmin yang lemah, dan (begitu juga) ketika melakukan segala kebaikan.”
Kemampuan Bekerja Keras
Tahan banting (mampu bekerja keras) adalah kemampuan tubuh manusia yang harus dimiliki oleh setiap orang. Tahan banting juga sangat berkaitan erat dengan munculnya rasa lelah ketika seseorang melakukan pekerjaan tertentu. Artinya, jika seseorang telah melakukan suatu pekerjaan dalam tempo waktu yang terus-menerus ataupun terputus-putus maka ia akan susah untuk dapat meneruskan pekerjaanya lagi karena tubuhnya telah merasa lelah, sehingga dapat menguangi fungsi tugas dan fisik seseorang. Rasa lelah ini akan dialami oleh seseorang ketika ia melakukan suatu pekerjaan tahan banting juga dikenal sebagai sebuah kemampuan seseorang dalam mengontrol rasa lelahnya dan ia mampu untuk terus melanjutkan kerjanya dalam tempo waktu yang cukup lama tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaannya. Kemampuan bekerja keras terbagi pada beberapa jenis, yaitu sebagai berikut;
1.       Kemampuan Ritme Pernapasan
Tergantung pada kemampuan sel dalam menyuplai oksigen dan nutrisi yang layak pada tubuh seseorang sehingga ia mampu untuk terus bekerja dengan tempo yang relative cepat tanpa merasa lelah. Keadaan ini disebut dengan kemampuan dua alat; ritme tubuh dan saluran pernapasan ketika bekerja dalam waktu yang panjang.
2.       Kemampuan Sistem Otot
Bergantung pada kekuatan system otot ketika bekerja sama dengan system saraf. Kemampuan system otot juga termasuk kemampuan terpenting tubuh ketika bergerak dan melakukan segala aktivitas tubuh, dimana hal itu sangat membutuhkan kemampuan kekuatan system otot dalam batas tertentu dan dalam waktu yang relative panjang.
3.       Kecepatan
Kecepatan merupakan salah satu factor penting untuk aktivitas tubuh. Kecepatan juga sangat berkaitan dengan kekuatan system otot yang menjadi init modalnya. Dimana kecepatan sendiri menjadi fondasi penting tubuh untuk lebih luwes, tahan banting, dan lentur. Kecepatan didefinisikan oleh para ilmuwan sebagai kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan tertentu dalam tempo waktu yang relative cepat. Namun, Hara, seorang ilmuwan, mendefinisikan “kecepatan” sebagai kemampuan tubuh dalam merespon system otot antara menarik (fleksi) dan mengulur (ekstensi) dalam waktu yang sangat cepat.
4.       Kelenturan
Juga termasuk di antara factor penting untuk tubuh ketika melakukan suatu pekerjaan dan dapat lebih menghemat tenaga. Kelenturan itu sendiri adalah kecepatan gerakan tertentu yang dilakukan oleh persendian tertentu. Atau juga, kemampuan seseorang dalam melakukan gerak dengan sangat lihai, atau pula aksi yang dilakukan oleh persendian tubuh secara bergantian. Pembentukan kelenturan tubuh akan lebih mudah dan cepat dilakukan bila sudah dimulai sejak masa kanak-kanak dibandingkan bila dilakukannya baru pada masa dewasa. Karena, kelenturan tulang punggung, khususnya tulang dada dan persendian punggung sangat berperan penting dalam kelenturan tubuh secara umum. Hendaknya, pelatihan kemampuan jenis ini (kelenturan) harus diperhatikan dengan sangat baik pada masa pelatihan dan harus seimbang, sehingga tidak terjadi ketimpangan pada salah satu bagian tubuh yang lainnya.
5.       Keluwesan Tubuh
Keluwesan tubuh adalah cepat berubahnya kondisi atau keadaan tubuh. Para ilmuwan mendefinisikannya dengan kemampuan seseorang untuk mengontrol kondisi dan keadaan tubuhnya dalam waktu yang relative cepat, serta mampu menyesuaikan dengan sangat jeli tuntutan kondisi tertentu.
Beberapa Cara Ideal dalam Meningkatkan Stamina Tubuh
Adanya peningkatan unsur stamina dalam tubuh tentunya akan semakin meningkatkan kondisi tubuh seseorang itu sendiri. Dimana terdapat kaitan erat antara ukuran otot dan kemampuan untuk resistensi yang sesuai dengan kadar tertentu dari otot tersebut. Artinya, semakin bertambahnya ukuran otot seseorang tentu akan membutuhkan resistensi yang lebih besar untuk mengimbanginya. Berkenaan dengan penambahan ukuran otot ini, ada hal yang perlu kita ketahui bersama bahwa olahraga yang dilakukan secara kontinu dapat menjaga kekuatan dan stamina system otot, sedangkan jika tidak adanya olahraga maka otot itupun akan melemah. Hal ini yang biasa digunakan maka ia akan tumbuh membesar sedangkan organ tubuh yang tidak pernah (jarang) digunakan maka akan mengecil dan melemah. Karena itulah, bila seseorang telah terbiasa melakukan suatu pekerjaan tertentu, seperti seseorang telah terbiasa mengangkat beban pada periode tertentu, lalu ia berhenti begitu saja maka kondisi ini akan menyebabkan system otonya melemah dan lemas. Hal ini tampak sekali pada para atlet angkat beban (weigh lifter). Karena itu, bila seseorang ingin menjaga kon-disi ototnya, ia harus terus melakukan latihan tertentu secara kontinu dan sesuai dengan aktivitas yang biasa dia lakukan sebelumnya.  Contoh, jika seseorang telah terbiasa mengangkat beban seberat luma puluh kilo-gram sebanyak empat kali dalam sehari maka ia bisa menggantikannya dengan mengangkat beban seberat em-pat kilogram sebanyak lima puluh kali. Kebiasaan pertama (mengangkat beban seberat 50 kg), mungkin saja kebiasaan ini dapat melemahkan otot-otot seseorang dan membuatanya cepat lelah ketika ia sudah tidak lagi melakukan latihan yang serupa, karena ia sendiri tidak dapat menjamin untuk bisa terus melakukan latihan se-perti itu (mengangkat beban seberat 50 kg) sepanjang hidupnya. Adapun kebiasaan kedua, yaitu meng-angkat beban hanya seberat empat kilogram sebanyak lima puluh kali akan jauh lebih baik. Karena, seseorang mung-kin saja dalam kehidupan sehari-harinya akan seringkali mengangkat barang yang seberat empat kilogram atau yang setara dengannya. Dengan begitu, olahraga yang baik adalah olahraga yang tetap memperhatikan konti-nuitas kadar olahraga yang dilakukan oleh tubuh agar ia sendiri dapat menjamin kesehatan kondisi tubuhnya sepanjang hidup. Contohnya, seseorang berlatih untuk melipat dua lututnya secara penuh ketika berdiri, maka latihan ini akan bergantung secara penuh pada kekuatan otot kedua kaki ketika menahan bobot tubuhnya sen-diri. Karena, seseorang akan terus mengangkat bobot tubuhnya da ia akan terus mem-praktikannya sepanjang hidupnya. Dengan begitu, kondisi otonya pun akan tetap dalam kondisi sehat. Ringkasnya, olahraga terbaik yang  dilakukan oleh seseorang untuk menjaga stamina tubuhnya sepanjang hidup adalah olahraga yang dapat menjaga stamina tubuh sehingga ia tetap mampu melakukan banyak aktivitas hidup sehari-hari tanpa cepat merasa lelah. Karena itu, keberhasilan menjuarai piala tertentu dalam bidang olahraga bukanlah satu-satunya target olahraga, karena target utama olahraga adalah menciptakan sosok manusia yang mampu melakukan ak-tivitas kesehariannya tanpa cepat merasa lelah atau lemas. Disamping juga, mampu menciptakan sosok manu-sia yang memiliki stamina tubuh yang kuat dan kemampuan berak-tivitas dalam porsi yang relative banyak.
Kedudukan Shalat dalam Ajaran Islam
“Shalat adalah tiang agama”, itulah seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, dari hadits tersebut dapat terlihat bahwa shalat memiliki andil yang sangat besar dalam mengokohkan keislaman seseorang. Karena sha-lat diibaratkan sebagai tiang agama yang tidak mungkin agama itu akan berdiri bila tanpa ada shalat (tiang-nya). Allah sendiri, ketika memberikan perintah shalat, dia langsung menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW, tanpa perantara Jibril terlebih dahulu, yaitu pada peristiwa malam Isra’ dan Mi’raj. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas r.a,  yang artinya;
Perintah shalat diberikan kepada Nabi saw. Pada malam beliau di Isra’-kan (pada awalnya) sebanyak lima puluh kali, lalu dikurangi hingga hanya berjumlah lima kali saja. Kemudian, beliau dipanggil, ‘Muhammad, titah-Ku tidak mungkin dapat diubah lagi dan kamu harus terima (perintah shalat) sebanyak lima dari lima puluh kali.” Rasulullah juga pernah bersabda tentang perintah shalat ini, “Allah telah memerintahkan shalat kepada umatku sebanyak lima puluh kali (pada awalnya) pada malam Isra’, lalu aku menimbang ulang dan meminta keringanan sehingga menjadi lima kali saja dalam sehari semalam.”
Abdullah bin Qirth pernah menyatakan sebuah hadits, dimana Rasulullah SAW, pernah bersabda; “Ibadahseorang hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari Kiamat nanti adalah shalat. Jika shalatnya baik (kontinu) maka menjadi baik pula seluruh amalnya, namun jika buruk (tidak kontinu) maka menjadi buruklah seluruh amalnya.” Kemudian, shalat juga sebagai wasiat terakhir Rasulullah ketika beliau saw, ingin mengembuskan napas terakhir, seraya mengingatkan, “(Kerjakan) shalat, (kerjakan) shalat selama kalian ma-sih hidup!” Selanjutnya, shalat menjadi symbol terakhir agama yang akan hilang. Artinya, jika perintah shalat sudah banyak diabaikan maka agama Islam akan segera musnah, sebagaimana yang diisyaratkan oleh Ra-sulullah saw, seraya bersabda, “Ajaran agama Islam akan terkelupas (ditinggalkan) satu per satu. Setiap kali ada ajaran agama yang terkelupas (ditinggalkan oleh umat Islam) maka orang-orang akan ketagihan untuk menguliti yang berikutnya. Adapun ajaran agama yang pertama kali akan dikuliti (ditinggalkan) adalah hukum (keadilan) dan hal yang terakhir adalah shalat.”  Shalat menduduki posisi yang sangat penting dalam agama, karena banyak dari ayat Al-Quran sendiri yang selalu menganjurkan kita untuk selalu melaksanakan shalat. Bahkan, ayat-ayat tersebut tidak jarang menggadengkan perintah shalat dengan kebaikan dan keberuntungan dalam satu kesempatan, taat beribadah dan kesabaran dalam kesempatan lain, ataupun dzikir pada yang lain-nya. Seperti firman Allah SWT yang berbunyi, “…Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbua-tan)  keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain)…” (al-Ankabuut:45)
Allah SWT juga telah berfirman tentang shalat dalam ayat yang berbunyi, “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu di shalat.” (al-A’laa: 14-15)
Dalam firman lainnya, …”dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (Thaahaa: 14)
Allah menggandengkan perintah shalat dengan perintah zakat dalam firman-Nya, “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat…” (al-Baqarah:10)
Kata “dirikanlah” pada ayat di atas juga menguatkan apa yang terdapat dalam hadits Nabi saw. yang menga-takan bahwa shalat merupakan tiang agama, sedangkan tiang agama haruslah selalu ditegakkan agar agama itu dapat berdiri dengan kokoh. Firman lainnya, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” (al-Kautsar:2)
Firman berikutnya, Katakanlah, ‘sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku ada-lah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (al-An’aam:162)
Allah juga telah menggandengkan perintah shalat dengan keberuntungan di dunia dan akhirat, seperti dalam firman-Nya; “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna dan orang-orang yang menunaikan zakat dan orang-orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang me-melihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (al-Mu’minuun: 1-11)
Bila kita teliti, ternyata agama Islam sangat memperhatikan ibadah shalat. Bahkan, islam selalu memerin-tahkan para penganutnya untuk senantiasa menjaga shalat kapanpun dan dimanapun, baik ketika mereka sedang diliputi rasa takut oleh ancaman musuh, seperti yang terdapat dalam ayat yang berbunyi; “Peliharalah semua shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu.’ Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apa-bila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (al-Baqarah:238-239).
Pada ayat berikut ini, Allah menjelaskan dengan lebih detail tentang tata cara pelaksanaan shalat ketika sese-orang berada di perjalanan, peperangan, atau dalam keadaan aman, yaitu; “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar shalat (mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu)  lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan seraka’at), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah dating golongan yang kedua yang belum ber-shalat, lalu bershalatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir inin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tida ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit, dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu. Maka apabila kamu telah meyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimanan biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewa-jiban (fardhu) yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman…” (an-Nisaa’:101-103)
Para peneliti agama-agama kuno menemukan satu keistimewaan yang dimiliki oleh agama Islam (tidak dimiliki oleh agama-agama lainnya), yaitu agama Islam sangat memperhatikan ibadah shalat dan juga pelaksanaannya hingga pada saat-saat penting dan genting sekalipun, seperti di tengah peperangan. Nabi Ibrahim a.s, sendiri pernah meminta kepada Allah agar ia dan keturunan setelahnya dijadikan oleh Allah sebagai orang-orang yang selalu menjaga shalatnya, seperti yang tercatat dalam firman Allah yang berbunyi; “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah do’aku.” (Ibrahim: 40)
Bahkan, Allah telah mengancam orang-orang yang berani melalaikan shalat dan berjanji untuk menceburkan mereka ke dalam neraka Wail, yaitu dalam firman-Nya yang artinyai; “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan (al-ghayy).” (Maryam: 59)
Ada ulama yang mengatakan bahwa al-Ghayy adalah nama sebuah lembah di neraka Jahanam sana. Allah juga mengancam orang-orang yang berani melupakan shalat, “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang mela-laikan dari shalatnya.” (al-Maa’uun: 4-5)

Bahwa, shalat memiliki posisi yang sangat penting dalam ajaran Islam yang mungkin saja tidak kita sadari. Akan tetapi, mulai sekarang kita harus menyadari betapa agama Islam itu sangat memperhatikan ibadah shalat dan juga sering kali memerintahkan umatnya untuk selalu menjaga shalat mereka. Sebab, terdapat banyak ayat Al-quran yang mendorong umat Islam untuk selalu melaksanakan shalat, begitu juga hadits-hadits Nabi saw. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa ibadah shalat sangat penting dalam ajaran Islam. Seperti dalam hadits Qudsi berikut ini yang artinya; “Hamba-hamba-Ku, jika saja orang pertama hingga terakhir, seluruh manusia dan jin menjadi taqwa seluruhnya maka hal itu sama sekali tidak menambah keagungan kerajaan-Ku. Hamba-hamba-Ku, jika saja orang pertama hingga terakhir, seluruh manusia dan jin menjadi pendosa seluruhnya maka hal itu sama sekali tidak mengurangi keagungan kerajaan-Ku.”  Dengan kata lain, pihak yang pertama kali diuntungkan dari ibadah shalat itu adalah para pelasananya sendiri (umat Islam). Sebab itulah, kita harus betul-betul memahami bahwa shalat itu sangat penting sekali bagi diri kita sendiri dan jangan pernah kita melalaikannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar