Bentuk-Bentuk Mukjizat Dari Posisi Tangan
SEBAGAIMANA yang dikatakan
oleh beberapa ulama bahwa meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri termasuk
salah satu sebab yang bisa membuat seseorang menjadi khusyu dalam shalatnya. Sebagaimana
hal tersebut juga terdapat dalam hadits-hadits bahwa Rasulullah saw, menaruh
tangan kanan beliau di atas tangan kirinya, diletakkan di atas pusar dan
dibawah tulang rusuk, sedangkan telapak dalam tangan kanan berada di atas
pergelangan tangan kiri. Dikatakan juga dalam salah satu hadits, kelingking dan
ibu jari tangan kanan Rasululllah memegang pergelangan tangan kiri, sedangkan
tiga jari tengah berada di lengan bawah tangan kiri. Kemudian, muncul sebuah
pertanyaan, mengapa meletakkan tangan ketika berdiri untuk shalat harus seperti
itu?
Jawabannya, pertama
meletakkan tangan di dada, diatas pusar dan di bawah tulang rusuk itu adalah
posisi yang terbaik untuk siku dibandingkan dengan posisi lainnya. Hal itu
dapat dibuktikan, ketika tangan mengalami luka patah maka bahan gips akan
diletakkan di atas pusar, di bawah tulang rusuk dan berada di dada. sedangkan
telapak dalam tangan akan menghadap dada, lalu kain penyangga gips akan
diikatkan ke leher agar tetap stabil. Posisi ini persis seperti posisi
meletakkan tangan ketika shalat, hanya saja tidak ada kain kyang diikatkan ke
leher pada waktu shalat dan hanya meng-andalkan kekuatan otot kedua siku yang
menjaganya agar tetap dalam posisi tersebut.
Kedua, gerakan meletakkan tangan kanan di
atas tangan kiri dengan posisi seperti tersebut di atas dapat menjaga posisi
dua bahu sama tinggi. Kemudian, pada posisi tersebut juga membuat kedua lengan
bawah berada pada posisi sejajar sehingga kedua bahu juga berada pada posisi
sejajar (rata), sedangkan kedua tangan akan menjauh satu sama lain sepanjang
tulang tangan. Kesejajaran posisi dua bahu dan dua kaki dan berada pada satu
garis vertical (lurus), yaitu tanah, lalu bobot tulang pinggul dibagi rata dan
dua sisinya bertumpu secara seimbang pada dua kaki dengan menempelkan tumit
dengan tumit, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Maka selanjutnya posisi
seperti ini dapat mencegah terjadinya kemiringan sisi pada tulang punggung,
sekaligus dapat menyembuhkan kelainan tersebut. Karena, seseorang dipaksa tetap
berada pada posisi seperti di atas dalam tempo waktu yang relative panjang
ketika melakukan shalat, ditambah lagi bila orang yang bersangkutan rajin
menjaga shalatnya.
Kemudian, adanya
kesejajaran dua kaki, dua bahu, dan tulang pinggul dapat mencegah miringnya
posisi kepala atau leher ke salah satu sisi, yang biasa disebut dengan leher
kaku. Selanjutnya, posisi berdiri yang seperti tersebut tadi adalah salah satu
sarana penting untuk dapat mencegah terjadinya kemiringan-kemiringan pada
tulang punggung.
Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah mengapa tangan kanan harus
berada di atas tangan kiri dan tidak sebaliknya?
Rasulullah saw,
memerintahkan kepada umatnya untuk lebih banyak menggunakan tanan kanan dalam
berbagai aktivitas hidup, seperti yang diajarkan oleh beliau tentang cara
makan, seraya bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu!” Dalam kesempatan lain, beliau saw, bersabda, “Dahulukanlah
sebelah kanan (tangan, kaki kanan, dan lain-lain) karena pada sebelah kanan itu
ada berkahnya.”
Sikap mendahulukan sebelah
kanan juga disinggung oleh Allah SWT dalam firman-Nya ketika menggambarkan
penduduk surge dan neraka, sera berfirman; “Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya
dari sebelah kanannya, maka dia berkata, ‘Ambillah, bacalah kitabku (ini)’. Sesungguhnya
aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang
itu berada dalam kehidupan yang di ridhai dalam surge yang tinggi,
buah-buahannya dekat (kepada mereka dikatakan), ‘Makan dan minumlah dengan
sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.’
Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia
berkata, ‘Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku
(ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya
kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak
memberi manfaat kepadaku telah hilang kekuasaanku dari padaku.” (al-Haaqqah: 19-29)
Dalam surah al-Waaqi’ah,
Allah juga menyinggung tentang sebelah kanan, seraya berfirman yang artinya; “Dan golongan
kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu berada di antara pohon bidara
yang tak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya) dan naungan
yang terbentang luas dan air yang tercurah dan buah-buahan yang banyak yang
tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya dan kasur-kasur yang
tebal lagi empuk. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari)
dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi
sebaya umurnya (kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan (yaitu) segolongan
besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan besar pula dari
orang-orang yang kemudian. Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu? Dalam
(siksaan) angina yang amat panas, dan air panas yang mendidih dan dalam naungan
asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.” (al-Waaqi’ah: 27-44).
Sebagaimana disebutkan
dalam ayat-ayat tadi, penduduk surge disebut (disimbolkan) dengan golongan
kanan, sedangkan penduduk neraka sebagai golongan kiri. Artinya, kanan adalah
kebaikan, keberuntungan dan surga.
Karena itu, sikap
medahulukan sebelah kanan (kaki, tangan dll) ketika melakukan banyak perkerjaan
lebih utama daripada menggunakan sebelah kiri. Hal ini seperti yang terdapat
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a, ia berkata, “Nabi saw, senang
menggunakan sebelah kanan dalam melakukan banyak hal, seperti ketika berwudhu,
berjalan, dan memakai sandal.”
Efek penggunaan tangan
kanan yang relative lebih banyak daripada tangan kiri menyebabkan terjadinya
pergeseran sedikit pada tulang belikat kea rah kiri dan sedikit mengarah ke
depan. Juga, terjadi sedikit penurunan pundak kanan dibandingkan pundak kiri
karena tangan kiri lebih sedikit digunakan dan hanya digunakan pada waktu
ber-istinja (bercebok) dan ber-istintsar (mengeluarkan kotoran air ke dalam
hidung ketika berwudhu), dan gerakan-gerakan lainnya yang jauh lebih ringan
dibandingkan tangan kanan. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang
diriwayatkan dari Abu Qatadah, dari ayahnya, Rasulullah saw, bersabda, yang
artinya; “Jika
salah seorang di antara kalian meminum hendaknya jangan meniup di dalam tempat
minumnya, jika buang hajat (kecil atau besar) jangan memegang kemaluannya
dengan tangan kanannya begitu juga ketika bercebok.”
Diriwayatkan dari Abu Qatadah
juga, Rasulullah saw, bersabda, “Jika ada di antara kalian buang hajat maka jangan
memegang kemaluannya dengan tangan kanannya, jangan beristinja dengan tangan
kanannya, dan jangan meniup di dalam tempat minum.”
Dari dalil-dalil di atas
terlihat jelas bahwa tangan kiri lebih sedikit digunakan dibandingkan dengan
tangan kanan. Karena itulah, terjadi pergeseran sedikit pada tulang belikat
sebelah kanan sedikit mengarah ke depan. Kemudian, meletakkan tangan kanan di
atas tangan kiri ketika shalat memberikan keistimewaan lain untuk sebelah
kanan. Adapun keistimewaan berikutnya, posisi tersebut dapat mengangkat lengan
bawah tangan kanan agak lebih ke depan dibandingkan lengah bawah tangan kiri,
disebabkan peletakan tangan kanan di atas tangan kiri dapat menyebabkan
pergeseran pada tulang belikat sebelah kanan agak ke belakang sedikit
dibandingkan sebelah kiri. Pergeseran ini dapat mendorong terciptanya
keseimbangan dan kesamaan posisi dua pundak akibat posisi dua tulang belikat
yang mempengaruhi dua pundak dan punggung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar