Kamis, 05 Juni 2014

Bentuk-Bentuk Mukjizat Dari Posisi Tangan

Bentuk-Bentuk Mukjizat Dari Posisi Tangan
SEBAGAIMANA yang dikatakan oleh beberapa ulama bahwa meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri termasuk salah satu sebab yang bisa membuat seseorang menjadi khusyu dalam shalatnya. Sebagaimana hal tersebut juga terdapat dalam hadits-hadits bahwa Rasulullah saw, menaruh tangan kanan beliau di atas tangan kirinya, diletakkan di atas pusar dan dibawah tulang rusuk, sedangkan telapak dalam tangan kanan berada di atas pergelangan tangan kiri. Dikatakan juga dalam salah satu hadits, kelingking dan ibu jari tangan kanan Rasululllah memegang pergelangan tangan kiri, sedangkan tiga jari tengah berada di lengan bawah tangan kiri. Kemudian, muncul sebuah pertanyaan, mengapa meletakkan tangan ketika berdiri untuk shalat harus seperti itu?
Jawabannya, pertama meletakkan tangan di dada, diatas pusar dan di bawah tulang rusuk itu adalah posisi yang terbaik untuk siku dibandingkan dengan posisi lainnya. Hal itu dapat dibuktikan, ketika tangan mengalami luka patah maka bahan gips akan diletakkan di atas pusar, di bawah tulang rusuk dan berada di dada. sedangkan telapak dalam tangan akan menghadap dada, lalu kain penyangga gips akan diikatkan ke leher agar tetap stabil. Posisi ini persis seperti posisi meletakkan tangan ketika shalat, hanya saja tidak ada kain kyang diikatkan ke leher pada waktu shalat dan hanya meng-andalkan kekuatan otot kedua siku yang menjaganya agar tetap dalam posisi tersebut.
Kedua, gerakan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dengan posisi seperti tersebut di atas dapat menjaga posisi dua bahu sama tinggi. Kemudian, pada posisi tersebut juga membuat kedua lengan bawah berada pada posisi sejajar sehingga kedua bahu juga berada pada posisi sejajar (rata), sedangkan kedua tangan akan menjauh satu sama lain sepanjang tulang tangan. Kesejajaran posisi dua bahu dan dua kaki dan berada pada satu garis vertical (lurus), yaitu tanah, lalu bobot tulang pinggul dibagi rata dan dua sisinya bertumpu secara seimbang pada dua kaki dengan menempelkan tumit dengan tumit, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Maka selanjutnya posisi seperti ini dapat mencegah terjadinya kemiringan sisi pada tulang punggung, sekaligus dapat menyembuhkan kelainan tersebut. Karena, seseorang dipaksa tetap berada pada posisi seperti di atas dalam tempo waktu yang relative panjang ketika melakukan shalat, ditambah lagi bila orang yang bersangkutan rajin menjaga shalatnya.
Kemudian, adanya kesejajaran dua kaki, dua bahu, dan tulang pinggul dapat mencegah miringnya posisi kepala atau leher ke salah satu sisi, yang biasa disebut dengan leher kaku. Selanjutnya, posisi berdiri yang seperti tersebut tadi adalah salah satu sarana penting untuk dapat mencegah terjadinya kemiringan-kemiringan pada tulang punggung.
Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah mengapa tangan kanan harus berada di atas tangan kiri dan tidak sebaliknya?
Rasulullah saw, memerintahkan kepada umatnya untuk lebih banyak menggunakan tanan kanan dalam berbagai aktivitas hidup, seperti yang diajarkan oleh beliau tentang cara makan, seraya bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu!” Dalam kesempatan lain, beliau saw, bersabda, “Dahulukanlah sebelah kanan (tangan, kaki kanan, dan lain-lain) karena pada sebelah kanan itu ada berkahnya.”
Sikap mendahulukan sebelah kanan juga disinggung oleh Allah SWT dalam firman-Nya ketika menggambarkan penduduk surge dan neraka, sera berfirman; “Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata, ‘Ambillah, bacalah kitabku (ini)’. Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang di ridhai dalam surge yang tinggi, buah-buahannya dekat (kepada mereka dikatakan), ‘Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.’ Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, ‘Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku telah hilang kekuasaanku dari padaku.” (al-Haaqqah: 19-29)
Dalam surah al-Waaqi’ah, Allah juga menyinggung tentang sebelah kanan, seraya berfirman yang artinya; “Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu berada di antara pohon bidara yang tak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya) dan naungan yang terbentang luas dan air yang tercurah dan buah-buahan yang banyak yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya (kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan (yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan besar pula dari orang-orang yang kemudian. Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu? Dalam (siksaan) angina yang amat panas, dan air panas yang mendidih dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.” (al-Waaqi’ah: 27-44).
Sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat tadi, penduduk surge disebut (disimbolkan) dengan golongan kanan, sedangkan penduduk neraka sebagai golongan kiri. Artinya, kanan adalah kebaikan, keberuntungan dan surga.
Karena itu, sikap medahulukan sebelah kanan (kaki, tangan dll) ketika melakukan banyak perkerjaan lebih utama daripada menggunakan sebelah kiri. Hal ini seperti yang terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a, ia berkata, “Nabi saw, senang menggunakan sebelah kanan dalam melakukan banyak hal, seperti ketika berwudhu, berjalan, dan memakai sandal.”
Efek penggunaan tangan kanan yang relative lebih banyak daripada tangan kiri menyebabkan terjadinya pergeseran sedikit pada tulang belikat kea rah kiri dan sedikit mengarah ke depan. Juga, terjadi sedikit penurunan pundak kanan dibandingkan pundak kiri karena tangan kiri lebih sedikit digunakan dan hanya digunakan pada waktu ber-istinja (bercebok) dan ber-istintsar (mengeluarkan kotoran air ke dalam hidung ketika berwudhu), dan gerakan-gerakan lainnya yang jauh lebih ringan dibandingkan tangan kanan. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Qatadah, dari ayahnya, Rasulullah saw, bersabda, yang artinya; “Jika salah seorang di antara kalian meminum hendaknya jangan meniup di dalam tempat minumnya, jika buang hajat (kecil atau besar) jangan memegang kemaluannya dengan tangan kanannya begitu juga ketika bercebok.”
Diriwayatkan dari Abu Qatadah juga, Rasulullah saw, bersabda, “Jika ada di antara kalian buang hajat maka jangan memegang kemaluannya dengan tangan kanannya, jangan beristinja dengan tangan kanannya, dan jangan meniup di dalam tempat minum.”

Dari dalil-dalil di atas terlihat jelas bahwa tangan kiri lebih sedikit digunakan dibandingkan dengan tangan kanan. Karena itulah, terjadi pergeseran sedikit pada tulang belikat sebelah kanan sedikit mengarah ke depan. Kemudian, meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ketika shalat memberikan keistimewaan lain untuk sebelah kanan. Adapun keistimewaan berikutnya, posisi tersebut dapat mengangkat lengan bawah tangan kanan agak lebih ke depan dibandingkan lengah bawah tangan kiri, disebabkan peletakan tangan kanan di atas tangan kiri dapat menyebabkan pergeseran pada tulang belikat sebelah kanan agak ke belakang sedikit dibandingkan sebelah kiri. Pergeseran ini dapat mendorong terciptanya keseimbangan dan kesamaan posisi dua pundak akibat posisi dua tulang belikat yang mempengaruhi dua pundak dan punggung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar