Kamis, 05 Juni 2014

Manusia Butuh Olahraga

Manusia Butuh Olahraga
KEGIATAN olahraga pada zaman sekarang menjadi sebuah kebutuhan primer, karena manusia kini sangat membutuhkan aktivitas tubuh yang dapat mengembalikan stamina dan metabolisme tubuhnya. Setelah mereka tidak lagi banyak bergerak dan telalu bergantung pada alat (mesin) dalam melakukan banyak pekerjaan, maka disinilah titik sentralnya, kenapa Allah telah mewajibkan ibadah shalat fardhu dengan semua gerakannya kepada umat Nabi Muhammad SAW, yang berdasarkan pada beberapa alasan, yaitu sebagai berikut;
Pertama, manusia pada zaman dulu telah terbiasa mencurahkan tenaga dalam porsi yang cukup besar ketika melakukan aktivitas hidup mereka, baik ketika mencari makanan dan berburu, ataupun ketika menjaga kehidupan mereka dari ancaman musuh, seperti lari dari kejaran binatang buas. Bahkan terkadang mereka harus melompat dan menaiki dahan pepohonan demi mencari keamanan dan keselamatan bagi dirinya. Tentunya, semua aktivitas tubuh inisangat dibutuhkan oleh situasi kehidupan mereka pada saat itu. Dari sini dapat dibandingkan bahwa aktivitas tubuh yang dilakukan oleh umat manusia pada zaman sekarang relative minim. Karena biasanya, seseorang itu akan lebih banyak menggerakkan tubuhnya ketika ia mencari nafkah untuk kehidupan sehari-hari ataupun ketika mencari keamanan untuk dirinya.
Pada zaman sebelum datangnya Islam, banyak di antara umat manusia yang harus mencurahkan tenaganya untuk mencari nafkah hidupnya ataupun mendapatkan keamanan dan keselamatan. Contohnya, perjalanan dagang yang dilakukan oleh orang Arab yang tentunya sangat membutuhkan kekuatan tubuh untuk dapat menempuh perjalanan yang amat jauh dan melelahkan itu. Dalam perjalanan dagang itu juga, biasanya mereka harus berjalan kaki sejauh puluhan atau bahkan ratusan mil. Juga, banyak di antara umat manusia yang harus mencurahkan tenaganya untuk dapat mempertahnakan dirinya dari perikaian antar suku meskipun hanya dipicu oleh masalah kecil saja. Sedangkan perikaian itu sendiri terus berlangsung dalam waktu yang relative panjang, seperti yang banyak terjadi pada zaman Jahiliah (Pra-Islam).
Kedua, Allah SWT telah mengetahui keadaan kita sekarang ini berupa kemajuan teknologi ataupun kemodernan lainnya yang akan dialami oleh generasi setelah kita nanti. Mereka hanya perlu duduk di tempat lalu menekan tombol remote dengan satu jari maka sudah dapat menonton televisi, dengan tombol lainnya maka kipas angina telah menyala, pintu rumah dapat terbuka secara otomatis, dan dengan beberapa pencetan nomor telepon maka kebutuhan-kebutuhan hidupnya telah terpenuhi tanpa perlu lagi mencurahkan banyak tenaga.
Kemajuan teknologi pada zaman sekarang sudah sangat canggih, sehingga seseorang hanya perlu duduk di atas kursi otomatis maka ia sudah dapat menjalankan berbagai aktivitasnya, atau untuk naik dan turun dalam gedung bertingkat maka ia cukup naik lift. Bila ia ingin bepergian antar Negara maka ia hanya perlu duduk di atas kursi empuk di dalam mobil yang dapat mengantarnya kemanapun yang ia suka ataupun naik pesawat mewah yang dapat mengantarnya ke tujuan manapun yang ia inginkan tanpa perlu bersusah payah. Dengan adanya berbagai fasilitas kemudhan seperti tadi, kondisi tersebut akan mendorong manusia untuk semakin bermalas-malasan, membuatnya mudah lemah dan cepat lelah. Bahkan, bisa jadi akan membuat manusia tidak lagi mampu banyak beraktivitas walau hanya menekan remote control untuk mematikan atau menghidupkan televisi.
Karena itulah, pada situasi seperti ini, manusia akan sangat membutuhkan olahraga tubuh untuk dapat mengembalikan stamina, metabolism, dan kemampuan tubuhnya untuk bergerak dan beraktivitas. Disinilah titik sentral mengapa Allah telah mewajibkan kita untuk beribadah shalat sebagai ganti dari olahraga tubuh yang dapat melindungi dan mengembalikan metabolism tubuh dibawah tuntutan kemajuan teknologi yang hanya mendorong manusia untuk lebih lemah dan malas. Dengan begitu, seseorang (yang melakukan shalat) akan tetap mampu menjalankan dan melakukan ibadah-ibadah lainnya. Memang, shalat adalah tiang agama, siapa yang melakukannya berarti telah menegakkan agamanya dan siapa yang tidak mau menjalankannya maka ia sama saja telah menghancurkan agamanya sendiri. Karena itu, kemampuan seseorang dalam melaksanakan ibadah-ibadah lainnya sangat berkaitan erat dengan kesehatan tubuhnya sendiri. Lantas, jika seorang muslim itu tidak lagi memperdulikan kondisi kesehannya dengan cara meninggalkan shalat, maka hal itu dapat menyebabkannya tidak lagi mampu melaksanakan ibadah-ibadah lainnya.

Disamping, ibadah shalat itu sendiri sarat dengan anugerah Tuhan dan juga dapat mendekatkan diri pelaksananya (muslim) kepada Allah. Kemudian, bila kita ingin berkomunikasi lebih dekat dengan Allah maka kita bisa melakukannya lewat shalat, karena shalat mengandung ketaatan penuh kepada Allah. Apalagi gerakan-gerakan shalat itu sendiri dapat mengembalikan kesehatan tubuh seseorang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar