Keutamaan-Keutamaan Shalat
Diantara hadits-hadits
yang menjelaskan keutamaan shalat adalah hadits yang diriwayatkan dari Ubadah
bin Shaamit bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, yang artinya; “Shalat (fardhu)
lima waktu akan selalu dicatat (sebagai amal kebaikan) oleh Allah bagi para
hamba-Nya. Siapa yang yang selalu mengerjakannya maka pekerjaannya itu tidak
akan disia-siakan dan ia berhak mendapat janji Allah untuk dimasukkan ke dalam
surga-Nya. Namun, siapa yang tidak mengerjakan nya maka ia tidak berhak
mendapatkan janji Allah. Lantas, jika Allah kehendaki maka Dia akan menyiksa
orang itu dan jika Allah kehendaki pula maka Dia akan mengampuni orang
tersebut.
Diriwayatkan dari Abdullah
bin Abdurrahman, Rasulullah saw pernah bersabda, yang artinya;
“Kunci surga
(salah satunya) adalah shalat.”
Diriwayatkan dari Thalhah
bin Ubaidillah, bahwa ada seorang badui mendatangi Rasulullah seraya menggubah
syair lalu berkata, “Rasulullah, beri tahu aku shalat yang diwajibkan oleh
Allah kepada ku!” Rasulullah segera menjawab, “ Shalat lima waktu kecuali jika kamu mau
menambahnya dengan shalat-shalat sunnah lainnya.” Badui itu kembali berkata, “Rasulullah, beri
tahu aku puasa yang diwajibkan oleh Allah kepadaku!” Rasulullah saw kembali
menjawab, “Puasa
di bulan Ramadhan kecuali jika kamu mau menambahnya dengan puasa-puasa sunnah
lainnya.” Badui itu masih bertanya juga, “Rasulullah,
beri tahu aku zakat yang diwajibkan oleh Allah kepadaku!’ Lantas Rasulullah pun segera mengajarkan
kepada lelaki badui itu semua syariat Islam agari ia tidak bertanya-tanya lagi.
Setelah selesai diajarkan, badui itu segera berkata, “aku tidak mau menambah
(dengan hal-hal sunnah) ataupun mengurangi (melalaikan) ibadah-ibadah yang
telah Allah wajibkan kepadaku.” Lantas segera ditimpali oleh Rasulullah saw, “Ia akan
beruntung jika jujur (benar-benar melakukan apa yang diucapkanya) atau paling
tidak, ia masuk surge jika jujur.”
Dalam hadits diatas
terlihat bahwa Rasulullah saw mengaitkan antara keberuntungan dan masuk surge
dengan upaya menjaga shalat-shalat fardhu dan ibadah-ibadah fardhu lainnya.
Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah SWT, “Dan dirikanlah shalat dan menunaikan
zakat, taatlah kepada rasul supaya kamu diberi rahmat.” (at-Taubah:
56)
Dalam ayat ini, sangat jelas
bahwa pelaksanaan shalat menjadi salah satu sebab bisa didapatkannya rahmat
dari Allah SWT. Dalam firman lainnya, “Jika mereka bertobat, mendirikan shalat dan membayar
zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama…” (at-Taubah:
11)
Dalam ayat ini Allah
mengatikan persaudaraan mereka (umat Islam) dengan pelaksanaan ibadah shalat
dan membayar zakat. Dengan begitu, hubungan di antara kaum mukmin adalah
seperti saudara sendiri, seperti yang terdapat dalam firman Allah yang artinya,
“Sesungguhnya
orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila
diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan
memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri.”
(as-Sajdah: 15)
Ayat diatas menegaskan
bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah adalah orang-orang yang jika
disebutkan ayat-ayat (bukti kebesaran) Allah maka mereka segera bersujud
(tunduk). Sedangkan sujud sendiri termasuk salah satu gerakan dalam shalat.
Karena itulah, Allah tidak akan menerima keimanan orang yang meninggalkan
shalat. Sebenarnya, masih banyak lagi hadits yang berbicara tentang hokum orang
yang meninggalkan shalat dengan sengaja atau malas. Akan tetapi, dengan
hadits-hadits yang kami paparkan di atas, sudah cukup menjadi bahan agar kita
mau merenung, kenapa shalat itu sangat ditekankan sekali dalam ajaran Islam?
Kenapa banyak ancaman hukuman yang telah menanti orang-orang yang meninggalkan
shalat?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar