Posisi Kedua Tangan Pada Saat Berdiri
HADITS yang berbicara
tentang peletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan berada di atas dada
ketika shalat itu berjumlah kurang lebih dua puluh hadits dengan delapan belas
jalur sanad dari para sahabat dan tabi’in yang meriwayatkan langsung dari
Rasulullah saw. Diantaranya, hadits yang diriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad, ia
berkata, “Semua orang diperintahkan untk meletakkan tangan kanannya di atas
persendian tangan kiri ketika shalat.”
Abu Hazim berkata, “Hadits
ini yang aku tahu tidak memiliki sanad yang tersambung langsung dengan
Rasulullah saw.” Diriwayatkan dari Jabir, ia berkata, “Suatu ketika, Rasulullah
saw, melewati seorang laki-laki yang sedang shalat, sedangkan lelaki itu
menaruh tangan kirinya di atas tanan kanannya maka Rasul pun memperbaikinya dan
menaruh tangan kanan lelaki itu di atas tangan kirinya.” Adapun tempat menaruh
dua tangan ketika berdiri terdapat dalam beberapa hadits yang menyatakan bahwa
Rasulullah saw, meletakkan dua tangan beliau di atas dada. Di antaranya, hadits
yang diriwayatkan dari Halab ath-Thaa’iy, ia berkata, “Aku pernah melihat
Rasulullah saw, menaruh tangan kanan beliau d atas tangan kirinya dan
meletakkan di atas dada dengan hanya memegang pergelangan tangan saja.”
Hadits lain, diriwayatkan
dari Wa’il bin Hajar, ia berkata, “Aku pernah melakukan shalat bersama
Rasulullah saw, dan beliau ketika itu menaruh tangan kanan di atas tangan kiri
dan meletakkannya di atas dada.” Hadits ini dinyatakan shahih dan diriwayatkan
juga oleh Abu Dawud, sedangkan Nasaa’I meriwayatkannya dengan “kemudian beliau
menaruh tangan kanannya di atas punggung tangan kirinya, juga pergelangan
tangan dan lengan bawah (tangan).” Artinya, Rasulullah saw, menaruh tangan
kanannya di atas tangan kiri, berikut pergelangan tangan dan lengan bawah
beliau.
Adapun detail peletakkan
tangan kanan di atas tangan kiri adalah meletakkan telapak tangan kanan diatas
pergelangan tangan kiri, dimana jari manis dan jari tengah berada ekstensi
(menjulur) di pergelangan tangan kiri, sedangkan ibu jari, kelingking, dan jari
telunjuk mengapit lengan bawah tangan kiri. Diriwayatkan dari Abdul Karim bin
Abi al-Makhaariq al-Bashri, ia berkata, “Termasuk perkataan para nabi, ‘Jika
kamu tidak merasa malu maka lakukanlah apa yang kamu suka,’ yaitu menaruh salah
satu tangan di atas tangan yang lainnya ketika melakukan shalat (menaruh tangan
kanan diatas tangan kiri), mempercepat buka puasa, dan bersantai
(menunda-nunda) ketika makan sahur.”
Diriwayatkan dari Wa’il
bin Hajar, ia berkata, “Aku melihat Nabi saw, mengangkat kedua tangannya sampai
rata dengan kedua telinga beliau ketika ingin memulai shalat, baru setelah itu
mengucapkan takbir. Kemudian, beliau melipat kain bajunya, lalu menaruh tangan
kanan di atas tangan kiri. Lantas, ketika beliau hendak ruku maka beliau akan
mengeluarkan tangannya dari baju lalu mengangkat keduanya dan mengucapkan
takbir, baru setelah itu beliau ruku. Selanjutnya, ketika beliau mengucapkan sami’a Allah li
man hamidah, beliau mengangkat
kedua tangannya lagi. Lantas, ketika sujud, beliau akan sujud di antara dua
telapak tangannya.”
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud,
ia berkata, “Nabi saw, melihatku sedang menaruh tangan kiri di atas tangan
kanan ketika berdiri untuk shalat maka beliau mengubahnya dan menaruh tangan
kananku di atas tangan kiriku.”
Hanya saja, ada beberapa
orang dari umat Islam ini yang telalu berlebihan ketika menaruh tangan kanannya
di atas tangan kiri sampai meletakkan telapak tangan kanan di atas pergelangan
tangan kiri. Padahal, gerakan tersebut tidak sesuai dengan apa yang terdapat
dalam sunnah Rasulullah saw. Disamping itu juga, ada efek dari peletakkkan
tangan yang salah ini terhadap munculnya kelainan berupa bergesernya kedua bahu
dan menyempitnya rongga dada, serta berkurangnya kemampuan diafragma (sirkulasi
paru-paru). Bahkan, ada beberapa orang yang tidak terlalu peduli dengan tata
cara peletakan kedua tangan hingga sekedar meletakkan jemari tangan kanan di
atas jemari tangan kiri saja. Memang, posisi peletakkan kedua tangan tidak
sampai membatalkan shalat, hanya saja bisa menyebabkan seorang hamba tidak
terlalu jujur ketika berharap ingin mendekatkan dirinya kepada Allah dengan
melakukan hal yang bukan menjadi sunnah Rasulullah saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar