Jumat, 06 Juni 2014

Posisi Kedua Tangan Pada Saat Berdiri

Posisi Kedua Tangan Pada Saat Berdiri
HADITS yang berbicara tentang peletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan berada di atas dada ketika shalat itu berjumlah kurang lebih dua puluh hadits dengan delapan belas jalur sanad dari para sahabat dan tabi’in yang meriwayatkan langsung dari Rasulullah saw. Diantaranya, hadits yang diriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad, ia berkata, “Semua orang diperintahkan untk meletakkan tangan kanannya di atas persendian tangan kiri ketika shalat.”
Abu Hazim berkata, “Hadits ini yang aku tahu tidak memiliki sanad yang tersambung langsung dengan Rasulullah saw.” Diriwayatkan dari Jabir, ia berkata, “Suatu ketika, Rasulullah saw, melewati seorang laki-laki yang sedang shalat, sedangkan lelaki itu menaruh tangan kirinya di atas tanan kanannya maka Rasul pun memperbaikinya dan menaruh tangan kanan lelaki itu di atas tangan kirinya.” Adapun tempat menaruh dua tangan ketika berdiri terdapat dalam beberapa hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah saw, meletakkan dua tangan beliau di atas dada. Di antaranya, hadits yang diriwayatkan dari Halab ath-Thaa’iy, ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah saw, menaruh tangan kanan beliau d atas tangan kirinya dan meletakkan di atas dada dengan hanya memegang pergelangan tangan saja.”
Hadits lain, diriwayatkan dari Wa’il bin Hajar, ia berkata, “Aku pernah melakukan shalat bersama Rasulullah saw, dan beliau ketika itu menaruh tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkannya di atas dada.” Hadits ini dinyatakan shahih dan diriwayatkan juga oleh Abu Dawud, sedangkan Nasaa’I meriwayatkannya dengan “kemudian beliau menaruh tangan kanannya di atas punggung tangan kirinya, juga pergelangan tangan dan lengan bawah (tangan).” Artinya, Rasulullah saw, menaruh tangan kanannya di atas tangan kiri, berikut pergelangan tangan dan lengan bawah beliau.
Adapun detail peletakkan tangan kanan di atas tangan kiri adalah meletakkan telapak tangan kanan diatas pergelangan tangan kiri, dimana jari manis dan jari tengah berada ekstensi (menjulur) di pergelangan tangan kiri, sedangkan ibu jari, kelingking, dan jari telunjuk mengapit lengan bawah tangan kiri. Diriwayatkan dari Abdul Karim bin Abi al-Makhaariq al-Bashri, ia berkata, “Termasuk perkataan para nabi, ‘Jika kamu tidak merasa malu maka lakukanlah apa yang kamu suka,’ yaitu menaruh salah satu tangan di atas tangan yang lainnya ketika melakukan shalat (menaruh tangan kanan diatas tangan kiri), mempercepat buka puasa, dan bersantai (menunda-nunda) ketika makan sahur.”
Diriwayatkan dari Wa’il bin Hajar, ia berkata, “Aku melihat Nabi saw, mengangkat kedua tangannya sampai rata dengan kedua telinga beliau ketika ingin memulai shalat, baru setelah itu mengucapkan takbir. Kemudian, beliau melipat kain bajunya, lalu menaruh tangan kanan di atas tangan kiri. Lantas, ketika beliau hendak ruku maka beliau akan mengeluarkan tangannya dari baju lalu mengangkat keduanya dan mengucapkan takbir, baru setelah itu beliau ruku. Selanjutnya, ketika beliau mengucapkan sami’a Allah li man hamidah, beliau mengangkat kedua tangannya lagi. Lantas, ketika sujud, beliau akan sujud di antara dua telapak tangannya.”
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, “Nabi saw, melihatku sedang menaruh tangan kiri di atas tangan kanan ketika berdiri untuk shalat maka beliau mengubahnya dan menaruh tangan kananku di atas tangan kiriku.”

Hanya saja, ada beberapa orang dari umat Islam ini yang telalu berlebihan ketika menaruh tangan kanannya di atas tangan kiri sampai meletakkan telapak tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri. Padahal, gerakan tersebut tidak sesuai dengan apa yang terdapat dalam sunnah Rasulullah saw. Disamping itu juga, ada efek dari peletakkkan tangan yang salah ini terhadap munculnya kelainan berupa bergesernya kedua bahu dan menyempitnya rongga dada, serta berkurangnya kemampuan diafragma (sirkulasi paru-paru). Bahkan, ada beberapa orang yang tidak terlalu peduli dengan tata cara peletakan kedua tangan hingga sekedar meletakkan jemari tangan kanan di atas jemari tangan kiri saja. Memang, posisi peletakkan kedua tangan tidak sampai membatalkan shalat, hanya saja bisa menyebabkan seorang hamba tidak terlalu jujur ketika berharap ingin mendekatkan dirinya kepada Allah dengan melakukan hal yang bukan menjadi sunnah Rasulullah saw.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar