Senin, 07 Juli 2014

Duduk Tasyahhud

Duduk Tasyahhud

Rasulullah saw memerintahkan umatnya ketika mereka melakukan shalat agar bertasyahhud setiap kali selesai melakukan dua rakaat shalat. Sebagaiman yang terdapat dalam hadits yang diriwayatkan darri Ibnu Mas’ud, ia berkata Nabi Muhammad saw bersabda, yang artinya; “Jika kalian duduk di antara dua rakaat maka ucapkanlah, “Salam, shalawat, dan pujian yang baik  hanya untuk Allah. Salam sejahtera, rahmat, dan berkah Allah untukmu, Nabi saw. Sama sejahtera juga semoga terlimpah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Setelah selesai, hendaknya kalian memilih doa yang kalian paling inginkan dan panjatkanlah (doa itu) kepada Allah.”
Tasyahhud dalam shalat itu hukumnya wajib, sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, ia berkata, “Dulu, sebelum diwajibkannya tasyahhud kepada kami, kami biasayanya hanya mengucapkan, ‘Salam sejahtera kepada Allah, salam sejahtera kepada Jibril dan Mikail,’ Lantas Rasulullah saw bersabda, “Kalian jangan mengucapkan seperti itu, tetapi ucapkanlah, ‘Salam, shalawat, dan pujian yang baik hanya untuk allah, dan seterusnya.”
Terdapat hadits lainnya juga, dari Umar Ibnul Khaththab, ia berkata, “Shalat tidak dipisah-pisah kecuali dengan tasyahhud.”  Adapun cara duduk pada tasyahhud pertama  dan kedua itu terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dari Rifa’ah bin Raafi’, dari Nabi saw, beliau bersabda,  “Jika kamu (akan) melakukan shalat maka ucapkanlah takbir, lalu bacalah beberapa ayat Al-Quran.  Kemu-dian, jika kamu duduk di tengah-tengah shalat (setelah menyelesaikan dua rakaat) maka duduk lah dengan tenang, dengan merentangkan paha kirimu, lalu bertasyahhudlah! (duduk iftirasy).”
Diriwayatkan dari Wail bin Hajar, ia pernah melihat Nabi saw, melakukan shalat lalu sujud, lantas duduk sambil merentangkan kaki kiri beliau. Dalam salah satu riwayat dari Sa’id bin Manshhur, ia berkata, “aku (pernah melakukan) shalat di belakang Rasulullah saw, lantas ketika beliau duduk  dan bertasyahhud, ia merentangkan telapak kaki kirinya di atas tanah dan duduk di atasnya.” Diriwayatkan dari Rifaa’ah bin Raafi, “Nabi saw pernah bersabda kepada seorang badui, ‘Jika kamu melakukan sujud maka sujudlah dengan tenang, jika kamu duduk maka duduklah di atas kaki kirimu!”
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abdullah, ia berkata, “Ia pernah melihat Abdullah bin Umar r.a. sedang duduk membuat segi empat ketika shalat, lalu aku mengikutinya, sedangkan aku pada waktu itu masih sangat muda. Setelah selesai shalat, Abdullah bin Umar melarangku seraya berkata, ‘Merupakan sunnah shalat jika kamu menegakkan telapak kaki kananmu dan melipat telapak kaki kiri.’ Lalu aku berkata, ‘Kamu tidak melakukannya? Abdullah balas menjawab, ‘Karena kedua kakiku sudah tidak mampu lagi menahan berat badanku.’
Adapun cara meletakkan kedua tangan pada waktu melakukan tasyahhud, terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a, “Nabi saw.jika duduk untuk bertasyahhud, beliau akan meletakkan tangan kirinya di atas lutut kiri, sedangkan tangan kanan di atas lutut kanan. Lalu beliau membentuk tangan seperti bilangan tiga puluh lima dengan jari telunjutknya dalam keadaan menunjuk.” Dalam riwayat lain berbunyi, “beliau menggenggam jarinya (tangan sebelah kanan) lalu menunjuk dengan jari setelah ibu jari (jari telunjuk).”
Membentuk tangan bilangan seperti bilangan tiga puluh lima maksudnya menggenggam jari-jari tangannya dengan meletakkan ibu jari pada ruas tengah jari tengah.
Diriwayatkan dari Wail bin Hajar, “Nabi saw meletakkan telapak tangan kirinya di atas paha dan lutut kiri, lalu meletakkan ujung siku sebelah kanan berada di atas paha kanan, lantas menggenggam jari dan membuat lingkaran.” Dalam riwayat lainnya, “Beliau membuat lingkaran dengan jari tengah dan ibu jari, lalu menunjuk  dengan jari telunjuk sambil mengangkat jari itu. Aku juga meliahat beliau menggerak-gerakkan jari telunjuk itu sambil mengucapkan doa.” Adapun tatapan pandangan mata, disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Zubai r.a ia berkata, “Rasulullah saw jika duduk untuk tasyahhud, beliau akan meletakkan tangan kanannya di atas paha kanan dan tangan kiri di atas paha kiri, lalu menunjuk dengan jari telunjuk, sedangkan pandangan matanya tidak lebih dari apa yang ditunjukkannya itu.”
Sedangkan posisi jari telunjuk itu disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Namiir al-Khuzaaiy, ia berkata, “aku melihat Rasulullah saw sedang duduk dalam shalat, beliau meletakkan siku sebelah kanan di atas paha kanan sambil mengangkat jari telunjuknya, lalu menggerakkan sedikit ketika beliau membaca doa.”
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, “Rasulullah saw pernah melewati Sa’ad ketika ia sedang membaca doa sambil menunjuk dengan dua jari, lalu diperintahkan oleh Rasulullah saw, ‘Sa’ad, tunjuklah dengan satu jari saja.”
Cara duduk tasyahhud pertama berbeda dengan duduk tasyahhud kedua, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hamid ketika menggambarkan bentuk shalat Rasulullah saw, “Jika beliau duduk di antara dua rakaat, ia akan duduk di atas kaki kirinya sambil menegakkan telapak kaki kanan. Adapun jika Rasulullah saw duduk pada rakaat terakhir, beliau akan lebih menajukan kaki kirinya (eversi) dan menegakkan kaki lainnya (kanan) lalu duduk di tempat duduknya (atas tanah) (duduk tawarruk).”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar