Jumat, 04 Juli 2014

Bentuk-Bentuk Mukjizat Dari Posisi Sujud Kaum Wanita

Bentuk-Bentuk Mukjizat Dari Posisi Sujud Kaum Wanita

Terjadinya perbedaan pada posisi sujud bagi kaum wanita adalah hal yang wajar terjadi, mengingat berbedanya postur dan fungsi tubuh antara kaum wanita dan kaum laki-laki. Berbedanya posisi sujud antara wanita dan kaum laki-laki itu sendiri merupakan mukjizat. Sebab, dengan perbedaan tersebut, berarti gerakan-gerakan shalat sangat memperhatikan struktur dan fungsi tubuh pelaksananya. Adanya perbedaan aktivitas antara lelaki dan wanita maka mengharuskan pula adanya struktur tubuh khusus yang sesuai dengan aktivitas masing-masing ketika menjalanai kehidupan ini.
1.       Posisi Dua Siku
Bila pada kaum lelaki posisi dua siku itu direnggangkan dari tubuh maka untuk kaum wanita, kedua siku itu tidak boleh direnggangkan. Kaum lelaki diharuskan merenggangkan tangannya pada waktu sujud untuk membantu meluaskan dadanya sehingga dapat menambah diafragma pernapasan pada paru-paru, serta dapat menjaga bergesernya kedua bahu. Adapun kaum wanita, mengingat struktur tubuhnya yang berbeda, yaitu adanya dua payudara di daerah dada yang dapat berfungsi menjaga terjadinya pergeseran kedua bahu. Terlebih lagi, bagi wanita yang sedang mengandung pada bulan-bulan terakhir masa kehamilannya maka posisi badan wanita di daerah dada akan dipaksa lebih condong ke belakang sehingga dapat menambah luas dadanya. Bahkan, bisa jadi akan menambah luas daerah dada dan dapat mengembalikan dua bahu ke posisi normal atau lebih dari itu. Karena itulah, kaum wanita tidak perlu lagi untuk melebarkan kedua sikunya pada waktu sujud yang biasanya untuk menambah luas daerah dada dan memperbaiki pergeseran dua bahu. Bahkan sebaliknya, kaum wanita harus merapatkan dua sikunya dengan badan agar tidak terjadi pelebaran daerah dada yang berlebihan akibat kehamilan dan struktur system otot daerah dada kaum wanita. Kemudian, sudah menjadi ciri khas kaum lelaki bahwa mereka harus tampak gagah dan kuat, serta berdada bidang. Namun, beda halnya dengan kaum wanita, mereka harus tampak lebih anggun dan mungil. Itulah salah satu hikmah adanya perbedaan posisi dua siku antara lelaki dan wanita, yaitu menjaga bentuk keanggunan kaum wanita secara umum.
2.       Posisi Dua Kaki
Bagi kaum lelaki, mereka dituntut untuk merenggangkan kedua kakinya pada waktu bersujud. Bahkan, Imam Syafi’I memberikan ukuran kerenggangan antara dua lutut pada waktu sujud itu selebar satu jengkal. Beda halnya bagi kaum wanita, mereka tidak dituntut untuk merenggangkan kedua kakinya pada waktu sujud, bahkan diperintahkan untuk merapatkan kedua lututnya. Mengapa sampai terjadi perbedaan pada posisi dua kaki mereka ketika bersujud?
Jawabannya, karena struktur pada tubuh wanita terjadi pemanjangan (ekstensi) pada kumpulan system otot penghubung kedua kaki mereka dan juga terjadi kebalikannya, yaitu penarikan dan penyusutan (fleksi) pada kumpulan system otot selangkangan di kedua kaki, ditambah lagi, tulang pinggul kaum wanita itu lebih luas. Ketiga hal tersebut merupakan reaksi alami dari terjadinya kehamilan dan proses melahirkan yang dialami oleh kaum wanita sehingga menyebabkan melebarnya tulang pinggul, serta dapat menambah kerengangan antara kedua kaki kaum wanita meskipun mereka belum hamil. Sedangkan proses senggama yang dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap istrinya, kaum wanita dapat menyebabkan bertambah lebarnya jarak antara kedua kaki dan pinggul. Karena itu juga, biasanya para pakar kriminalitas ketika mereka mencari jejak kaki buruannya di permukaan tanah akan dapat menentukan apakah jejak kaki itu dari seorang wanita yang sudah menikah ataukah bukan. Jika ada jarak yang cukup lebar antar jejak kaki maka dapat dipastikan bahwa jejak kaki itu terputus-putus maka dapat ditebak bahwa pemilik jejak kaki itu seorang wanita yang belum menikah. Dengan demikian, kaum wanita tidak boleh merenggangkan kedua kakinya pada waktu bersujud. Mereka harus merapatkan kedua lututnya pada waktu sujud. Karena posisi tersebut dapat menguatkan system otot penghubung kedua kaki, memperbaiki pelebaran pada pinggul, dan merapatkan kerengangan antara kedua kaki, yaitu dengan cara mengekstensikan system otot selangkangan di kedua kaki sambil menguatkan system otot penghubung kedua kaki. Ditambah lagi, bila proses perapatan kedua kaki itu dilakukan secara rutin setiap kali sujud dan shalat.
3.       Posisi Daerah Perut
Kaum lelaki ketika sujud, biasanya mereka akan memberi ruang di daerah perut. Artinya, mereka tidak akan menempelkan sedikit pun dari bagian perut di atas paha. Itulah posisi sujud kaum lelaki, yaitu titik tumpu kening dan dua lutut akan berjauhan satu sama lainnya sehingga dapat menambah bobot yang ada di otot kedua siku dan leher. Pada akhirnya dapat menguatkan kedua system otot tersebut, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Ditambah lagi kaum lelaki tidak menahan apapun  dari bobot perut di atas kedua pahanya sehingga dapat menguatkan otot perut dan punggung mereka. Adapun untuk kaum wanita, mereka diperintahkan untuk menempelkan perutnya dengan kedua paha sehingga tidak terjadi penguatan pada otot perut dan punggung mereka. Lantas, mengapa harus terjadi perbedaan posisi perut antara lelaki dan wanita, padahal posisi tersebut telah terbukti bermanfaat bagi kaum lelaki?
Jawabannya, karena kaum wanita lebih membutuhkan system otot yang lentur dan mudah ekstensi di daerah sekitar perut sehingga otot itu mudah ekstensi ketika terjadi kehamilan yang biasanya diikuti dengan bertambahnya ukuran perut, khususnya pada bulan-bulan terakhir masa kehamilan. Bila posisi sujud kaum wanita itu hanya bertujuan untuk menguatkan system otot perut seperti yang terjadi pada kaum lelaki maka kondisi tersebut akan mengurangi kelenturan otot perut mereka sehingga dapat menyebabkan terpututsnya system otot di daerah sekitar perut pada masa-masa kehamilan. Karena itulah, kaum wanita tidak butuh penguatan otot perut pada posisi sujud seperti yang dibutuhkan kaum lelaki.
Kemudian, kaum wanita pada masa kehamilan, ukuran perut mereka akan bertambah besar bagaikan sedang memikul sebuah beban. Karena itu, tubuh mereka harus mampu menyeimbangkannya, sehingga seringkali menyebabkan terjadinya kelengkungan kea rah belakang di daerah sekitar dada sebagai upaya memasukkan bobot berat tubuh dan bobot perut di dalam tiang penyangga, kedua kaki dan jarak di antara keduanya. Kelengkungan tubuh kea rah belakang ini menyebabkan terjadinya penguatan sekaligus penyusutan pada system otot punggung sehingga akan menambah kecekungan daerah rawan, yaitu daerah belakang perut. Kondisi tersebut mungkin saja dapat terus berlanjut pada tubuh seorang wanita, bahkan setelah mereka melahirkan sekalipun. Terjadinya kecekungan pada daerah rawan dalam waktu yang panjang tanpa ada upaya untuk menyembuhkannya, terkadang dapat menimbulkan tekanan pada ujung-ujung urat saraf nutrisi di daerah bagian belakang kaki, dan keadaan ini lebih dikenal dengan sakit pegal linu. Sakit jenis ini dapat menyebabkan rasa nyeri, mulai dari telapak kaki hingga daerah rawan. Disamping itu, bertambahnya kecekungan pada daerah rawan dapat menimbulkan tekanan pada sisi luar persendian tulang rawan sehingga dapat menyebabkan keretakan pada salah satu tulang rawan tersebut. Selanjutnya, cairan sel darah putih yang ada di tulang belakang akan merembes keluar, keadaan ini lebih dikenal dengan kegagalan tulang rawan. Dengan begitu, kaum wanita dalam posisi sujud, mereka akan menempelkan perutnya ke paha, lalu meletakkan kening dan hidung di atas tanah sedangkan punggung dalam keadaan bungkuk ke belakang, lebih khususnya daerah rawan. Posisi bungkuknya punggung bagi kaum wanita pada saat mereka sujud dapat berfungsi pada dua hal beritkut;
Pertama, bungkuknya punggung dapat mengekstensikan otot punggung kaum wanita setelah mengalami penyusutan selama masa kehamilan. Dengan begitu, kondisi tersebut dapat menambah kelenturan dan kemampuan punggung dalam melakukan gerakan melipat kea rah depan dengan maksimal.
Kedua, lengkung kea rah belakang dapat memperbaiki cekungan daerah rawan akibat kehamilan. Dengan begitu, keadaan lengkung ke belakang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pegal linu pada kaum wanita ataupun kegagalan tulang rawan yang muncul akibat kehamilan. Juga, kebungkukan punggung dapat menyembuhkan kecekungan tulang rawan akibat kehamilan dan sekaligus menjadi salah satu metode penting pelatihan dalam menyembuhkan kelainan ini secara alami.
Selanjutnya, kaum wanita ketika menempelkan perut mereka dengan kedua pahanya maka posisi tersebut dapat mendekatakan titik tumpu kening dengan dua titik tumpu lutut dan keadaan ini berlawanan dengan yang dialami kaum lelaki. Dengan posisi tersebut, berat yang dipikul otot dua siku dan leher kaum wanita akan menjadi lebih ringan dibandingkan dengan posisi yang dilakukan oleh kaum lelaki. Secara otomatis, otot dua siku kaum wanita tidak akan menguat seperti yang terjadi pada kaum lelaki. Akan tetapi, kondisi tersebut sesuai dengan perbedaan aktivitas keduanya (laki-laki dan wanita) dari kehidupan sehari-hari, dimana kaum lelaki memiliki system otot yang kuat dank eras sedangkan kaum wanita tidak membutuhkan hal tersebut. Disamping dengan keadaan menguat dan mengerasnya system otot di daerah siku dan bahu akan mengurangi keanggunan kaum wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar