Bentuk-Bentuk Mukjizat Dari Posisi Sujud Kaum Wanita
Terjadinya perbedaan pada posisi
sujud bagi kaum wanita adalah hal yang wajar terjadi, mengingat berbedanya
postur dan fungsi tubuh antara kaum wanita dan kaum laki-laki. Berbedanya posisi
sujud antara wanita dan kaum laki-laki itu sendiri merupakan mukjizat. Sebab,
dengan perbedaan tersebut, berarti gerakan-gerakan shalat sangat memperhatikan
struktur dan fungsi tubuh pelaksananya. Adanya perbedaan aktivitas antara
lelaki dan wanita maka mengharuskan pula adanya struktur tubuh khusus yang
sesuai dengan aktivitas masing-masing ketika menjalanai kehidupan ini.
1. Posisi Dua Siku
Bila
pada kaum lelaki posisi dua siku itu direnggangkan dari tubuh maka untuk kaum
wanita, kedua siku itu tidak boleh direnggangkan. Kaum lelaki diharuskan
merenggangkan tangannya pada waktu sujud untuk membantu meluaskan dadanya
sehingga dapat menambah diafragma pernapasan pada paru-paru, serta dapat
menjaga bergesernya kedua bahu. Adapun kaum wanita, mengingat struktur tubuhnya
yang berbeda, yaitu adanya dua payudara di daerah dada yang dapat berfungsi
menjaga terjadinya pergeseran kedua bahu. Terlebih lagi, bagi wanita yang
sedang mengandung pada bulan-bulan terakhir masa kehamilannya maka posisi badan
wanita di daerah dada akan dipaksa lebih condong ke belakang sehingga dapat menambah
luas dadanya. Bahkan, bisa jadi akan menambah luas daerah dada dan dapat
mengembalikan dua bahu ke posisi normal atau lebih dari itu. Karena itulah,
kaum wanita tidak perlu lagi untuk melebarkan kedua sikunya pada waktu sujud
yang biasanya untuk menambah luas daerah dada dan memperbaiki pergeseran dua
bahu. Bahkan sebaliknya, kaum wanita harus merapatkan dua sikunya dengan badan
agar tidak terjadi pelebaran daerah dada yang berlebihan akibat kehamilan dan
struktur system otot daerah dada kaum wanita. Kemudian, sudah menjadi ciri khas
kaum lelaki bahwa mereka harus tampak gagah dan kuat, serta berdada bidang. Namun,
beda halnya dengan kaum wanita, mereka harus tampak lebih anggun dan mungil. Itulah
salah satu hikmah adanya perbedaan posisi dua siku antara lelaki dan wanita,
yaitu menjaga bentuk keanggunan kaum wanita secara umum.
2. Posisi Dua Kaki
Bagi
kaum lelaki, mereka dituntut untuk merenggangkan kedua kakinya pada waktu
bersujud. Bahkan, Imam Syafi’I memberikan ukuran kerenggangan antara dua
lutut pada waktu sujud itu selebar satu jengkal. Beda halnya bagi kaum wanita,
mereka tidak dituntut untuk merenggangkan kedua kakinya pada waktu sujud,
bahkan diperintahkan untuk merapatkan kedua lututnya. Mengapa sampai terjadi
perbedaan pada posisi dua kaki mereka ketika bersujud?
Jawabannya,
karena struktur pada tubuh wanita terjadi pemanjangan (ekstensi) pada kumpulan system
otot penghubung kedua kaki mereka dan juga terjadi kebalikannya, yaitu
penarikan dan penyusutan (fleksi) pada kumpulan system otot selangkangan di
kedua kaki, ditambah lagi, tulang pinggul kaum wanita itu lebih luas. Ketiga hal
tersebut merupakan reaksi alami dari terjadinya kehamilan dan proses melahirkan
yang dialami oleh kaum wanita sehingga menyebabkan melebarnya tulang pinggul,
serta dapat menambah kerengangan antara kedua kaki kaum wanita meskipun mereka
belum hamil. Sedangkan proses senggama yang dilakukan oleh seorang laki-laki
terhadap istrinya, kaum wanita dapat menyebabkan bertambah lebarnya jarak
antara kedua kaki dan pinggul. Karena itu juga, biasanya para pakar
kriminalitas ketika mereka mencari jejak kaki buruannya di permukaan tanah akan
dapat menentukan apakah jejak kaki itu dari seorang wanita yang sudah menikah
ataukah bukan. Jika ada jarak yang cukup lebar antar jejak kaki maka dapat
dipastikan bahwa jejak kaki itu terputus-putus maka dapat ditebak bahwa pemilik
jejak kaki itu seorang wanita yang belum menikah. Dengan demikian, kaum wanita
tidak boleh merenggangkan kedua kakinya pada waktu bersujud. Mereka harus
merapatkan kedua lututnya pada waktu sujud. Karena posisi tersebut dapat
menguatkan system otot penghubung kedua kaki, memperbaiki pelebaran pada
pinggul, dan merapatkan kerengangan antara kedua kaki, yaitu dengan cara
mengekstensikan system otot selangkangan di kedua kaki sambil menguatkan system
otot penghubung kedua kaki. Ditambah lagi, bila proses perapatan kedua kaki itu
dilakukan secara rutin setiap kali sujud dan shalat.
3. Posisi Daerah Perut
Kaum
lelaki ketika sujud, biasanya mereka akan memberi ruang di daerah perut. Artinya,
mereka tidak akan menempelkan sedikit pun dari bagian perut di atas paha. Itulah
posisi sujud kaum lelaki, yaitu titik tumpu kening dan dua lutut akan berjauhan
satu sama lainnya sehingga dapat menambah bobot yang ada di otot kedua siku dan
leher. Pada akhirnya dapat menguatkan kedua system otot tersebut, sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya. Ditambah lagi kaum lelaki tidak menahan
apapun dari bobot perut di atas kedua
pahanya sehingga dapat menguatkan otot perut dan punggung mereka. Adapun untuk
kaum wanita, mereka diperintahkan untuk menempelkan perutnya dengan kedua paha
sehingga tidak terjadi penguatan pada otot perut dan punggung mereka. Lantas,
mengapa harus terjadi perbedaan posisi perut antara lelaki dan wanita, padahal
posisi tersebut telah terbukti bermanfaat bagi kaum lelaki?
Jawabannya,
karena kaum wanita lebih membutuhkan system otot yang lentur dan mudah ekstensi
di daerah sekitar perut sehingga otot itu mudah ekstensi ketika terjadi
kehamilan yang biasanya diikuti dengan bertambahnya ukuran perut, khususnya
pada bulan-bulan terakhir masa kehamilan. Bila posisi sujud kaum wanita itu
hanya bertujuan untuk menguatkan system otot perut seperti yang terjadi pada
kaum lelaki maka kondisi tersebut akan mengurangi kelenturan otot perut mereka
sehingga dapat menyebabkan terpututsnya system otot di daerah sekitar perut
pada masa-masa kehamilan. Karena itulah, kaum wanita tidak butuh penguatan otot
perut pada posisi sujud seperti yang dibutuhkan kaum lelaki.
Kemudian,
kaum wanita pada masa kehamilan, ukuran perut mereka akan bertambah besar
bagaikan sedang memikul sebuah beban. Karena itu, tubuh mereka harus mampu
menyeimbangkannya, sehingga seringkali menyebabkan terjadinya kelengkungan kea
rah belakang di daerah sekitar dada sebagai upaya memasukkan bobot berat tubuh
dan bobot perut di dalam tiang penyangga, kedua kaki dan jarak di antara
keduanya. Kelengkungan tubuh kea rah belakang ini menyebabkan terjadinya
penguatan sekaligus penyusutan pada system otot punggung sehingga akan menambah
kecekungan daerah rawan, yaitu daerah belakang perut. Kondisi tersebut mungkin
saja dapat terus berlanjut pada tubuh seorang wanita, bahkan setelah mereka
melahirkan sekalipun. Terjadinya kecekungan pada daerah rawan dalam waktu yang
panjang tanpa ada upaya untuk menyembuhkannya, terkadang dapat menimbulkan
tekanan pada ujung-ujung urat saraf nutrisi di daerah bagian belakang kaki, dan
keadaan ini lebih dikenal dengan sakit pegal linu. Sakit jenis ini dapat
menyebabkan rasa nyeri, mulai dari telapak kaki hingga daerah rawan. Disamping itu,
bertambahnya kecekungan pada daerah rawan dapat menimbulkan tekanan pada sisi
luar persendian tulang rawan sehingga dapat menyebabkan keretakan pada salah
satu tulang rawan tersebut. Selanjutnya, cairan sel darah putih yang ada di
tulang belakang akan merembes keluar, keadaan ini lebih dikenal dengan
kegagalan tulang rawan. Dengan begitu, kaum wanita dalam posisi sujud, mereka
akan menempelkan perutnya ke paha, lalu meletakkan kening dan hidung di atas
tanah sedangkan punggung dalam keadaan bungkuk ke belakang, lebih khususnya
daerah rawan. Posisi bungkuknya punggung bagi kaum wanita pada saat mereka
sujud dapat berfungsi pada dua hal beritkut;
Pertama,
bungkuknya punggung dapat mengekstensikan otot punggung kaum wanita setelah mengalami
penyusutan selama masa kehamilan. Dengan begitu, kondisi tersebut dapat
menambah kelenturan dan kemampuan punggung dalam melakukan gerakan melipat kea
rah depan dengan maksimal.
Kedua,
lengkung kea rah belakang dapat memperbaiki cekungan daerah rawan akibat
kehamilan. Dengan begitu, keadaan lengkung ke belakang dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya pegal linu pada kaum wanita ataupun kegagalan tulang
rawan yang muncul akibat kehamilan. Juga, kebungkukan punggung dapat
menyembuhkan kecekungan tulang rawan akibat kehamilan dan sekaligus menjadi
salah satu metode penting pelatihan dalam menyembuhkan kelainan ini secara
alami.
Selanjutnya, kaum wanita ketika menempelkan perut mereka dengan kedua pahanya maka posisi tersebut dapat mendekatakan titik tumpu kening dengan dua titik tumpu lutut dan keadaan ini berlawanan dengan yang dialami kaum lelaki. Dengan posisi tersebut, berat yang dipikul otot dua siku dan leher kaum wanita akan menjadi lebih ringan dibandingkan dengan posisi yang dilakukan oleh kaum lelaki. Secara otomatis, otot dua siku kaum wanita tidak akan menguat seperti yang terjadi pada kaum lelaki. Akan tetapi, kondisi tersebut sesuai dengan perbedaan aktivitas keduanya (laki-laki dan wanita) dari kehidupan sehari-hari, dimana kaum lelaki memiliki system otot yang kuat dank eras sedangkan kaum wanita tidak membutuhkan hal tersebut. Disamping dengan keadaan menguat dan mengerasnya system otot di daerah siku dan bahu akan mengurangi keanggunan kaum wanita.
Selanjutnya, kaum wanita ketika menempelkan perut mereka dengan kedua pahanya maka posisi tersebut dapat mendekatakan titik tumpu kening dengan dua titik tumpu lutut dan keadaan ini berlawanan dengan yang dialami kaum lelaki. Dengan posisi tersebut, berat yang dipikul otot dua siku dan leher kaum wanita akan menjadi lebih ringan dibandingkan dengan posisi yang dilakukan oleh kaum lelaki. Secara otomatis, otot dua siku kaum wanita tidak akan menguat seperti yang terjadi pada kaum lelaki. Akan tetapi, kondisi tersebut sesuai dengan perbedaan aktivitas keduanya (laki-laki dan wanita) dari kehidupan sehari-hari, dimana kaum lelaki memiliki system otot yang kuat dank eras sedangkan kaum wanita tidak membutuhkan hal tersebut. Disamping dengan keadaan menguat dan mengerasnya system otot di daerah siku dan bahu akan mengurangi keanggunan kaum wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar