Rabu, 09 Juli 2014

Bentuk-Bentuk Mukjizat dari Pengucapan Salam

Bentuk-Bentuk Mukjizat dari Pengucapan Salam

Gerakan mengucapkan salam adalah sebuah gerakan yang dilakukan oleh seorang pelaksana shalat dengan memutar kepalanya kea rah kanan sekali dan kiri sekali. Adapun adanya pengulangan kata “sampai terlihat pipi beliau”  dalam hadits Ibnu Mas’ud dan Aamir bin Sa’ad menunjukkan adanya sikap lebih yang dilakukan oleh Rasulullah saw, ketika memutar kepala ke dua arah; kanan dan kiri. Tasliim  (mengucapkan salam) merupakan gerakan penutup dari serangkaian gerakan shalat. Dari sini, mungkin  akan timbul pertanyaan seperti biasanya, mengapa sampai terjadi sikap “lebih” pada saat memutar kepala kea rah kanan dan kiri (pada waktu tasliim) itu? Kita telah sebutkan sebelumnya tentang posisi sujud dan bentuk-bentuk mukjizat yang terkandung di dalamnya, yaitu seorang pelaksana shalat pada waktu sujud, ia akan bertumpu di atas kening sehingga posisinya ini dapat menguatkan otot leher pada dua sisinya, kanan dan kiri.  Kemudian, dengan adanya gerakan tasliim  (menoleh ke kanan dan kiri) setelah melakukan sujud dapat membuat otot leher itu ekstensi sehingga persendian leher itu menjadi lebih lentur. Sedangakan menggerakkan kekpala hingga terlihat pipi, seperti yang dilakukan Rasulullah saw, pada waktu mengucapkan salam, merupakan usaha semaksimal mungkin dalam menggerakkan kepala. Itu artinya, gerakan menoleh tersebut dapat menambah kelenturan otot leher dengan membuatnya lebih ekstensi. Detailnya, pada saat kepala digerakkan ke kanan maka akan terjadi pemanjangan pada otot leher bagian kiri, sedangkan otot leher bagian kanan akan menguat karena ia ditarik kuat. Kemudian, pada saat kepala digerakkan ke kiri maka giliran otot leher bagian kanan yang akan ekstensi sedangkan otot leher bagian kiri akan menguat.
Sebenarnya, ada sekumpulan system otot yang menghubungkan antara tulang dada dan tulang pinggul. System otot tersebut pada waktu fleksi dapat mendekatkan posisi kepala dengan kaki (aduksi). Dengan kata lain, otot itu mampu mendekatkan tulang dada dengan tulang pinggul. Sedangkan posisi sujud dapat melatih kekuatan system otot tersebut. Kumpulan system otot ini merupakan otot utama yang ada di daerah sekitar perut. Kemudian, adapula system otot lainnya yang bersambung dengan tulang pinggul, yaitu otot pangkal paha kanan bagian depan yang bersambung dengan tulang rusuk sebelah kiri yang ada di dada. Dikuatkan lagi dengan adanya system otot lainnya yang berasal dari tulang rusuk sebelah kiri mengarah pada sisi lainnya menuju  pangkal paha bagian kanan, sehingga dua system otot itu saling bersatu satu sama lainnya. Kemudian, dua system otot yang sudah menyatu itu akan bergabung dengan system otot utama yang ada di antara tulang dada dan tulang pinggul. Berikutnya, pada waktu kumpulan system-sistem otot inin bisa kita beri nama dengan kumpulan 1. Karena, ada juga kumpulan system-sistem otot lainnya yang saling menyambung juga dan berada pada sisi lain. Kumpulan system otot tersebut berfungsi untuk mendekatkan bahu sebelah kanan dengan paha sebelah kiri. Kita beri nama kumpulan system otot dengan kumpulan 2. Kemudian, dua kumpulan system otot tersebut dapat bertambah kekuatannya pada waktu seseorang melakukan sujud. Selanjutnya, ketika seorang pelaksana shalat mengucapkan salam dan menoleh ke sebelah kanan, pada saat itu terjadi penyusutan (flesksi) pada kumpulan system otot 1 dan diikuti dengan pemanjangan (ekstensi) kumpulan 2. Kemudian, pada waktu seorang pelaksana shalat menoleh ke sebelah kiri maka giliran kelompok 2 yang mengalami fleksi sedangkan kumpulan 1 akan terekstensi. Dengan begitu, gerakan salam dapat meningkatkan kekuatan dan melenturkan dua kelompok system otot tersebut secara bergantian dan sesuai dengan kerja keras yang telah dilakukan oleh kedua kelompok system otot tersebut. Namun pelatihan kekuatan dan kelenturan terhadap dua kumpulan system otot tersebut masih terbilang kurang bila dibandingkan dengan tuntutan aktivitas hidup yang sangat besar kepada keduanya. Berikutnya, dari hadits Jabir bin Samrah bahwa Rasulullah saw, bersabda, “Untuk apa kalian memberi tanda dengan tangan kalian karena hanya seperti ekor kuda saja.” Dari teks hadits ini, timbul pertanyaan baru, mengapa Rasulullah saw, melarang untuk mengangkat tangan pada waktu mengucapkan salam? Mengapa beliau mencela tindakan mengangkat tangan dengan kata-kata “seperti ekor kuda saja”? 
Perlu diketahui, mengangkat tangan pada waktu mengucapkan salam dapat membuat gerakan menoleh itu berpusat di dada dan badan dengan diikuti pula gerakan menoleh dengan kepala. Dengan begitu, gerakan menoleh dengan kepala akan terkurangi darena kedua tangan berada di atas dada sehingga akan mengurangi pula kelenturan otot leher. Pada akhirnya, kelenturan yang dibutuhkan oleh otot leher tidak akan dihasilkan dan tidak dapat mengimbangi unsur kekuatannya pada waktu sujud. Karena itulah, meletakkan tangan di atas paha pada waktu mengucapkan salam dapat memberi kesempatan agar kepala dapat berputar dengan maksimal dan otot leher dapat mencapai batas seperti apa yang digambarkan dalam hadits “sampai terlihat pipi beliau”. Keadaan tersebut akan menambah kelenturan sisitem otot dan persendian leher itu sendiri. Sedangkan bila terjadi pemanjangan system otot setelah ia bertambah kuat pada waktu sujud maka akan menghasilkan sesuatu yang sangat sulit dicapai oleh latihan olahraga sekalipun, yaitu kekuatan dan kelenturan.

1 komentar:

  1. The casino floor: What is inside the casino floor? | KTM
    The casino 용인 출장샵 floor in 강원도 출장샵 the East Valley is filled with 청주 출장마사지 the newest slot 과천 출장마사지 machines, including the “Red Dog” and the “Big 안동 출장안마 Chilli”.

    BalasHapus